Republik Kongo negara termaju di Afrika Tengah

Republik Rakyat Kongo adalah salah satu negara paling maju di Afrika Tengah. Negara ini dahulunya adalah bagian dari Afrika Khatulistiwa Prancis dan kota utamanya Brazzaville adalah bekas ibu kota koloni tersebut.

Negara ini sering disebut sebagai Kongo (Brazzaville), untuk membedakan dengan tetangganya yang lebih besar, yaitu Republik Demokratik Kongo, yang sekarang disebut Republik Zaire.

Beberapa kali dalam sehari kapal tambang berlayar hilir mudik antara Brazzaville dan Kinshasa, ibu kota Republik Zaire, yang terletak di tepi Sungai Kongo (Zaire) yang berseberangan.

Geografi Republik Kongo

Republik Kongo terletak pada kedua sisi garis khatulistiwa. Lahan negeri ini panjang dan sempit, yang terbentang antara 5° di sebelah selatan garis khatulistiwa sampai 4° di sebelah utara garis khatulistiwa.

Secara keseluruhan, negeri ini dibagi menjadi 4 wilayah geografi utama. Sebuah dataran tak berpohon yang lebarnya kira-kira 64 km terbentang di sepanjang pesisir Samudra Atlantik sejauh 160 km.

Ke arah pedalaman dari dataran pesisir ini terdapat Lereng Mayombe. Daerah yang menjulang sampai setinggi 790 m pada serangkaian kisaran terlipat yang membentang sejajar dengan pesisir ini sulit ditembus.

Peta wilayah Kongo

Kunjungi Peta Kongo atau di google map

Vegetasi yang lebat dan berubah menjadi rimba belantara di berbagai tempat membuat daerah itu semakin sulit dilintasi. Jalan kereta api harus melalui 92 buah jembatan dan 12 buah terowongan untuk menghubungkan daerah pesisir dengan daerah pedalaman.

Lebih jauh ke pedalaman terdapat Dataran Tinggi Batéké yang mencakup sebagian kecil negeri ini. Jauh di pedalaman negeri ini, dataran tinggi itu berubah menjadi daerah rawa besar. Daerah rawa ini terletak di sepanjang tepi Sungai Kongo dan Sungai Sanga.

Iklim

Karena elevasinya yang rendah dan letaknya yang dekat dengan garis khatulistiwa itu, negeri ini beriklim panas dan lembap. Suhu rata-ratanya . adalah antara 27°C dan 32°C sepanjang tahun, dan perubahan musimnya sangat sedikit.

Curah hujannya tinggi, kecuali di Dataran Tinggi Batéké yang musim kemaraunya panjang dan curah hujan tahunannya rendah.

Sungai

Sungai Kongo, yang menakjubkan dan merupakan salah satu di antara sungai besar di Afrika itu, mengalir sejauh bermil-mil di sepanjang perbatasan sebelah timur negeri ini sampai akhirnya bermuara di Samudra Atlantik.

Sungai yang lebih kecil adalah Niari, Kouilou, dan Sanga. Terdapat banyak jeram dan air terjun di berbagai sungai. Jeram menghalangi pelayaran di Sungai Kongo di bawah daerah Brazzaville.

Mungkin tidak lama lagi beberapa di antara jeram dan air terjun tersebut bakal merupakan lokasi untuk pembangunan berbagai instalasi listrik tenaga air. Sungai Niari, Kouilou, dan Sanga dapat dilayari sampai jauh ke pedalaman.

Kota Besar

Brazzavile adalah ibu kota negara dan kota yang terbesar, terletak di tepi Sungai Kongo, 515 km arah ke pedalaman dari pesisir Atlantik. Brazzaville sedang tumbuh dengan pesat, demikian pula Pointe-Noire, bandar laut utama di Lautan Atlantik.

Kedua kota itu modern dan maju, dengan jaringan jalan berjalur hijau yang rapi dan dinaungi pohon palem. Kedua kota itu dihubungkan oleh Jalur Kereta Api Kongo-Lautan.

Sebelum dibangunnya jalur kereta api itu, daerah pedalaman negeri ini boleh dikatakan terpencil. Kota lainnya di Kongo yang jauh lebih kecil daripada Pointe-Noire adalah Dolisie dan Jacob.

Penduduk Republik Kongo

Kongo bukan merupakan negara yang berpenduduk padat, tetapi penduduknya sangat bhineka. Terdapat kira-kira 15 kelompok keturunan yang berbeda-beda, yang dibagi lagi menjadi sekitar 75 suku bangsa, yang hampir semuanya adalah keturunan Bantu.

Sebagaimana lazimnya kebanyakan negara Afrika, hampir seperdua dari penduduknya berumur di bawah 15 tahun. Sebagian besar penduduk tinggal di sepertiga bagian selatan negeri ini, terutama di sekitar Brazzaville dan Pointe-Noire.

Di berbagai daerah yang berhutan lebat, suku Pigmi masih berpegang teguh kepada gaya hidup para nenek-moyang mereka. Di sepanjang pesisir suku Vili merupakan penduduk yang dominan.

Di sekitar Brazzaville, yang menonjol adalah suku Bakongo. Suku Bate’ké dan M’Bochi tinggal di pe dalaman, dan suku Batéke’ adalah yang lebih besar di antara kedua kelompok itu.

Semua kelompok, kecuali orang Eropa dan orang Pigmi, adalah keturunan Bantu. Banyak logat Bantu masih digunakan, tetapi bahasa Prancis adalah bahasa resmi negara.

Semua suku Bantu telah mengembangkan tari-tarian sebagai suatu bentuk pengungkapan hampir semua kejadian yang penting, dari kelahiran sampai kematian. Mereka berkumpul dan bertepuk tangan dengan irama tertentu, sedangkan yang lain mengiringinya dengan membunyikan lonceng, drum, terompet, dan seruling.

Di daerah pedesaan dan daerah hutan, penduduk tinggal terutama di rumah yang terbuat dari kayu atau balok lempung. Di kota besar, yang menonjol adalah arsitektur gaya Barat, baik yang lama maupun yang modern. Kebanyakan penduduk Kongo, terutama yang hidup di kota, mengenakan pakaian gaya Barat.

Lebih dari separuh penduduk Republik Kongo menganut berbagai kepercayaan animisme. Sebagian besar penduduk kota beragama Kristen, baik Katolik Roma maupun Protestan. Kurang dari 1% penduduknya beragama Islam.

Pendidikan

Sistem pendidikan di Kongo menerapkan pola pendidikan Prancis dan bahasa Prancis masih tetap menjadi bahasa pengantar di bidang pendidikan. Pendidikan tidak ditarik biaya dan wajib bagi setiap warga negara yang berumur antara 6 sampai 16 tahun.

Tingkat melek huruf semakin meningkat dan sebagian besar anak usia sekolah telah bersekolah. Hanya sedikit di antara mereka yang melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah Lembaga pendidikan tinggi yang terkemuka adalah Universitas Marien Ngouabi di Brazzaville, yang didirikan pada akhir tahun 1960-an. Kongo juga memiliki berbagai sekolah teknik dan kejuruan serta institut keguruan.

Ekonomi Republik Kongo

Kira-kira 50% dari seluruh penduduk terlibat dalam kegiatan pertanian swasembada tradisional. Terdapat ribuan lahan pertanian kecil yang bertebaran di seluruh negeri, tetapi produksinya agak rendah. Pada umumnya para petani swasembada itu menerapkan teknik bercocok tanam yang kurang baik dan ketinggalan zaman.

Kegiatan bertani seringkali dilaksanakan oleh kaum wanita. Mereka cenderung berpendapat bahwa bertani itu sama. dengan berkebun, menanam produk yang mereka butuhkan dan kegiatan dihentikan bila kebutuhan sudah terpenuhi. Singkong dan ubi merupakan tanaman pangan utama.

Lahan pertanian yang lebih modern dan lebih maju terletak di lembah Sungai Niari. Di daerah ini, perkebunan tebu yang sangat luas menghasilkan lebih dari 325.000 ton gula setiap tahun.

Pabrik Gula terbesar dan terpenting di seluruh wilayah tersebut adalah Pabrik Gula Sosuniari, yang memproses tebu dari lembah Sungai Niari. Produk lainnya yang ditanam untuk komoditi ekspor adalah kelapa dan kacang tanah, cokelat, kopi, karet, dan tembakau.

Republik Kongo memiliki lebih dari 21.853.500 hektar lahan hutan. Pengapalan kayu dan berbagai produk hutan mencakup lebih dari separuh seluruh perdagangan ekspor negeri ini.

Lima pabrik yang diperlengkapi dengan mesin modern menghasilkan pernis dan kayu terkenal yang dihasilkan dari hutan adalah kayu okoume dan kayu limba. Kayu tersebut mempunyai serat yang indah dan dibuat menjadi panel dinding yang berwarna-warni.

Pertambangan

Pertambangan sekarang merupakan sektor perekonomian Kongo yang paling dinamis. Salah satu di antara sejumlah tambang kalium yang terbesar di dunia terletak di Holle. Holle terletak di ujung bagian selatan Kongo, tidak jauh dari bandar utama Pointe-Noire.

Endapan kalium yang melimpah mencakup wilayah yang sangat luas dan mudah ditambang. Ekspor kebanyakan dikirim ke Prancis, yang memanfaatkan kalium sebagai bahan pembuatan pupuk. Endapan besi telah ditemukan di Zanaga, di dekat perbatasan dengan Gabon, dan di Sembe, di dekat perbatasan dengan Kamerun.

Akan tetapi, masih diperlukan adanya jalur jalan kereta api yang baik untuk mengembangkan endapan-endapan yang secara potensial menguntungkan itu. Minyak ditemukan pada tahun 1960. Akan tetapi, baru pada tahun 1970-an produksi minyak bumi mulai merombak bidang ekonomi.

Titik tolaknya adalah penemuan endapan minyak lepas pantai yang amat sangat besar yang berjumlah lebih dari 500 juta ton. Sejumlah gas alam juga telah diekstrak.

Industri

Perindustrian di Republik Kongo dilakukan dalam skala yang relatif kecil. Terdapat pabrik yang menghasilkan tekstil, sabun, tembakau, gelas, semen, bir, dan minuman ringan.

Selain Jalur Jalan Kereta Api Kongo-Lautan, ada lagi dua jalur kereta api lainnya. Yang satu menghubungkan Pointe-Noire dengan Brazzaville, yang berjarak 515 km, dan cabang jalur ini yang disebut Jalur Comilog, berjarak 275 km arah ke utara ke perbatasan dengan Gabon.

Pengembangan Jalur Comilog memungkinkan dieksploitasinya daerah Dataran Tinggi Batéké yang kaya dengan kayu itu.

Sejarah Republik Kongo

Sekitar 400 tahun yang silam, sebuah kerajaan telah didirikan dan menjadi kerajaan yang terbesar di bagian Afrika ini. Kerajaan yang disebut Kongo itu terbentang melintasi Sungai Kongo hilir sampai ke wilayah Angola yang sekarang.

Kerajaan itu mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-16. Pada abad berikutnya, karena adanya berbagai problem politik dan ekonomi dalam negeri serta campur tangan orang Eropa, kerajaan itu terpecah-belah dan akhirnya hilang lenyap.

Para penjelajah Portugis di bawah pimpinan Diogo Cao mengunjungi daerah tersebut pada akhir abad ke-15. Para saudagar Prancis mendirikan pos perniagaan dan budak pada abad ke-17 dan ke-18.

Menjelang tahun 1785, lebih dari 100 kapal Prancis berlayar di sepanjang pesisir setiap tahunnya. Karena berbagai negara Eropa mulai menghapuskan perbudakan, Prancis memanfaatkan daerah tersebut sebagai basis patroli bagi kapal angkatan lautnya.

Para pemukim Prancis bergeser ke wilayah tersebut untuk mengganti perdagangan budak dengan jenis perdagangan yang lain.

Pada tahun 1880 Pierre Savorgan de Brazza, orang Prancis kelahiran Italia, menjelajah kawasan tersebut ke arah pedalaman dari pesisir. Dia mendirikan sebuah pos yang sejak saat itu menjadi lokasi kota modern Brazzaville.

Berbagai perjanjian yang ditandatanganinya dengan para penguasa Batéké memberikan kepada Prancis kekuasaan atas seluruh wilayah tersebut. Pada tahun 1903 Prancis memberikan status teritorial dan nama “Kongo Tengah” kepada wilayah itu.

Kongo Tengah, bersama dengan wilayah Gabon, Chad, dan Ubangi-Chari menjadi bagian dari Afrika Khatulistiwa Prancis pada tahun 1910. Kantor gubernur jenderal federasi baru itu terletak di Brazzaville.

Afrika Khatulistiwa Prancis berdiri sampai tahun 1958, saat federasi itu dibubarkan. Kongo menjadi anggota Masyarakat Prancis yang sepenuhnya otonom dan memakai nama Republik Kongo.

Pada tanggal 15 Agustus 1960 wilayah itu menjadi sebuah negara yang merdeka. Pada bulan September tahun itu juga, negara ini diterima menjadi anggota PBB. Pada tahun 1970

Presiden Kongo yang pertama adalah Fulbert Youlou. Setelah dipaksa mengundurkan diri tahun 1963, dia digantikan Alphonse Massamba-Débat, yang mendirikan pemerintahan bergaya komunis, tetapi digulingkan oleh pihak militer pada 1968.

Serangkaian pemerintahan militer berkuasa sampai tahun 1979, ketika Kolonel Denis Sassou-Nguesso menjadi presiden dan terpilih lagi pada 1984 dan 1989. Partai Buruh Kongo menjadi partai tunggal sampai 1990 ketika partai-partai boleh berdiri.

Kongres nasional tahun 1991 mencopot sebagian besar wewenang Sassou-Nguesso dan menetapkan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan sambil menunggu peralihan ke sistem multipartai. Sassou-Nguesso dan partainya kalah dalam pemilihan multipartai tahun 1992 oleh Pascal, yang partainya menang tipis dalam pemilihan.

Pemerintahan

Konstitusi baru yang disahkan oleh rakyat pemilih pada 1992 menimbulkan sistem semipresidensial. Presiden sebagai kepala pemerintahan dan para anggota Permusyawaratan Nasional dipilih sekali dalam lima tahUn.

Anggota Senat dipilih untuk 6 tahun. Perdana menteri, ditunjuk oleh presiden tetapi yang bertanggung jawab pada perwakilan, adalah kepala pemerintahan.

Ringkasan

  • Nama resmi: REPUBLIK RAKYAT KONGO-La République Populaire du Congo
  • RAKYAT: disebut bangsa Kongo.
  • IBU KOTA: Brazzaville.
  • LETAK GEOGRAFIS: Afrika khatulistiwa tengah.
  • Perbatasan: Kamerun, Republik Afrika Tengah, Za’n’re, Cabinda (Angola), Samudra Atlantik, Gabon.
  • WILAYAH: 349.650 km2.
  • CIRI FISIK: Titik tertinggi-792 .m. Titik terendah paras laut. Sungai utama: Kongo.
  • PENDUDUK: 2,4 juta jiwa (perkiraan terakhir).
  • BAHASA UTAMA: Bahasa Prancis (bahasa resmi), logat Bantu.
  • AGAMA UTAMA: Kristen (terutama Katolik Roma), agama tradisional Afrika, |s|am
  • PEMERINTAHAN: Republik
  • Kepala negara: presiden
  • Kepala pemerintahan: perdana menteri
  • Badan legislatif: Majelis Nasional dengan satu partai.
  • KOTA UTAMA: Brazzaville (422.400 jiwa), Pointe-Noire (185.110 jiwa).
  • EKONOMI: Mineral utama: minyak bumi, gastalam, kalium, besi.
  • Produk pertanian utama-kopi, cokelat, produk kelapa, singkong, pisang, beras, kacang tanah, tembakau. Industri dan produk-pemrosesan makanan, tembakau, perkayuan, perlogaman, tekstil, bahan kimia, penyulingan minyak, bahan bangunan.
  • Ekspor utama: minyak bumi, kayu.
  • Impor utama: mesin dan kendaraan, barang industri dasar, pangan.
  • MATA UANG: Frank CFA (Masyarakat Keuangan Afrika).

Pos terkait