Sejarah sebagai panduan moral dan politik

Sejarah sebagai panduan moral dan politik – Masa lalu itu bukan sekadar waktu yang terlewati begitu saja, melainkan berisi pengalaman-pengelaman baik buruk hidup manusia. Tidak hanya pengalaman baik buruk bangsa kita, tetapi juga pengalaman baik buruk bangsa-bangsa lain.

Terhadap peristiwa-peristiwa buruk yang dialami bangsa Indonesia, hasil kajian sejarah akan menunjukkan konteks (latar belakang), pelaku, tempat, sebab-musabab, serta dampak dari peristiwa-peristiwa tersebut.

Hasilnya dapat memberi kita pelajaran atau makna, seperti: pertama, sejarah kelam itu tidak terulang kembali, dan kedua, hasil kajian itu dapat membantu memecahkan masalah-masalah yang sedang dihadapi bangsa saat ini baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

Sejarah sebagai panduan moral dan politik

Contoh pelajaran

Sebagai contoh dengan mempelajari secara tuntas, dalam, dan menyeluruh tentang sejarah gerakan mahasiswa 1998, kita bisa menarik pelajaran penting. Misalnya:

  • Pertama: kekerasan dan tirani oleh negara terhadap rakyat tidak pernah dapat dibenarkan dan karena itu tidak boleh diulang kembali.
  • Kedua: sebuah negara dapat berjalan dengan baik bila menjunjung tinggi demokrasi, pentingnya kontrol rakyat terhadap penguasa, pentingnya aturan dan penegakan hukum yang keras terhadap pelaku korupsi, kolusi, dan nepotisme, pentingnya pemerintahan sipil, pentingnya para abdi negara berpihak pada rakyat dan bukan pada penguasa, dan lain sebagainya.

Pelajaran-pelajaran positif juga dapat kita petik dari Proses terjadinya peristiwa G30S PKI dan penyebabnya, penjajahan Belanda, peristiwa Malari tahun 1974.

Sementara itu, terhadap peristiwa-peristiwa baik yang membangkitkan rasa bangga dan rasa kejayaan, hasil kajian sejarah akan menunjukkan bagaimana peristiwa tersebut menghantarkan bangsa kita menuju kejayaan.

Tentu saja hal ini tidak bisa terlepas dari perilaku moral dan politik yang baik seperti keikhlasan, kejujuran, rela berkorban, ketekunan, kerja sama, kegigihan, semangat patriotisme, kedisiplinan, pantang menyerah, menghargai, dan terbuka terhadap perbedaan dan keberagaman.

Hal-hal seperti ini patut dipertahankan dan menjadi fondasi bagi bangsa tersebut saat ini dan masa depan. Sebagai contoh : sejarah perumusan dasar negara Indonesia menunjukkan pentingnya sikap keberagaman, rela berkorban, mau berpikir dari sudut pandang orang lain, dan semacamnya.

Tanpa sikap-sikap tersebut, mungkin tidak ada negara bernama Indonesia, atau mungkin ada tetapi selalu diwarnai gejolak politik.

Sikap-sikap yang sama juga penting kita miliki sebagai warga negara untuk membangun bangsa saat ini dan ke depannya. Dari perjalanan bangsa kita sampai saat ini, anda sendiri bisa menilai sejauh mana penghayatan sikap-sikap seperti itu oleh pemimpin dan warga negara Indonesia.

Peristiwa baik-buruk menjadi pelajaran

Peristiwa baik-buruk masa lalu yang dialami bangsa lain juga memberikan pelajaran dan makna bagi kita. Dari pengalaman-pengalaman mereka, kita belajar hidup bersama sebagai sesama warga negara secara harmonis. Dapatkah anda menarik pelajaran penting dan berharga dari peristiwa-peristiwa berikut?

Berbagai peristiwa tersebut bisa anda baca di: Sejarah Dunia

Ide negara republik, penghargaan terhadap HAM, kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan demokrasi yang menginspirasi revolusi-revolusi di negara-negara tersebut juga menginspirasi perjuangan kita melepaskan diri dari penjajahan dan bahkan perumusan dasar negara serta konstitusi kita.

Para pendiri bangsa kita seperti Soekarno dan Hatta belajar dari negara-negara itu. Sebagai contoh semboyan Indie voor Indiers yang artinya Indonesia untuk orang Indonesia, dikumandangkan para aktivis kemerdekaan selama masa penjajahan Hindia Belanda sebetulnya terinspirasi dari semboyan Egypt for The Egyptians dalam Revolusi Mesir dan semboyan India for The Indians dalam perjuangan kemerdekaan India dari Inggris.

Sejarah sebagai panduan moral dan politik

Pos terkait