Selandia Baru negara di Samudra Pasifik Selatan

Selandia Baru adalah dua pulau di Samudra Pasifik Selatan yang berjarak 19.300 km dari Eropa dan 1.930 km dari Australia, tetangga terdekatnya. Jarak dan keterpencilan ini selalu menjadi fakta pokok tentang Selandia Baru.

Hingga abad ke-20, ”pulau dikelilingi laut” yang terpencil ini tetap menjadi salah satu negara yang kurang dikenal, bersama Australia dikelompokkan sebagai bagian dari Bawah Rendah serta dianggap kurang penting.

Namun, kini Selandia Baru telah menjadi negara modern dan makmur dengan salah satu standar hidup yang tertinggi di dunia.

Penduduk Selandia Baru

Ditinjau dari catatan sejarah, Selandia Baru merupakan negara muda di dunia. Sejarah kemerdekaannya dicatat oleh dua kelompok yang berbeda-orang Maori dan orang kulit putih yang keduanya telah memainkan peran penting di dalam membuat Selandia Baru seperti sekarang ini.

Dua Bangsa-Satu Negara

Maori, yaitu orang Polinesia yang berkulit cokelat, tinggal di Selandia Baru selama ratusan tahun sebelum kedua pulau ini ditemukan oleh orang-orang Eropa pada abad ke-17.

Hampir 200 tahun lebih telah berlalu sebelum orang kulit putih mulai bermukim di Selandia Baru dalam jumlah besar. Karena Maori adalah orang pertama di wilayah ini, mereka menamakan ”orang putih” dengan kata Maori pakeha, yang pada mulanya berarti “makhluk khayal yang mirip manusia”. Maori itu sendiri berarti ”normal”, ”biasa”, atau ”wajar”. Sekarang kesenjangan antara kedua suku bangsa itu perlahan-Iahan menyempit.

Pada mulanya, kedatangan orang Eropa mengakibatkan orang Maori dibunuh dengan metode yang canggih, juga mereka banyak yang terjangkit oleh penyakit baru yang tak ada obatnya.

Sebagai akibatnya, selama abad ke-19, populasi orang Maori turun dari sekitar 250.000 orang menjadi kurang dari 40.000 orang. Namun, abad ke-20 membawa kecenderungan terbalik sehingga jumlah penduduk Maori sekarang lebih dari 200.000 orang.

Orang Maori memiliki hak kewarganegaraan penuh selama lebih dari 100 tahun. Kini mereka hampir menyatu dengan penduduk pakeha, yaitu dengan ambil bagian dalam semua aspek kehidupan di Selandia Baru. Maori, seperti Sir Peter Buck (Te Rangihiroa)-seorang antropolog, dokter, dan juga seorang anggota parlemen-telah memberikan berbagai sumbangan penting kepada negaranya.

Beberapa hal memang masih merupakan masalah. Kini semakin banyak orang Maori meninggalkan komunitas kuno yang terjalin erat dan berpindah ke kota-kota. Peralihan ke gaya hidup kota mengakibatkan ketegangan yang sering ditambah dengan kekurang pengertian orang Putih.

Telah didirikan berbagai lembaga, baik pemerintah maupun swasta, untuk mengatasi masalah ini. Berbagai upaya juga sedang dibuat untuk mempertahankan warisan budaya Maori yang kaya itu.

Meskipun beberapa orang Maori merasa perlunya status ”berbeda tetapi sama”, pernikahan antarsuku semakin banyak. Di dalam ” syair Maori yang masih hidup,” …matahari telah terbenam/Tatkala kita harus berjalan seirama/Orang kulit cokelat dan orang kulit putih …” Isi syair inilah yang banyak didendangkan oleh orang Selandia Baru masa kini.

Gaya Hidup

Para pengamat sering menyimpulkan bahwa penduduk Selandia Baru adalah ”lebih Inggris dari orang Inggris”. Hal ini mungkin karena banyaknya kebun bunga yang tertata apik dibanyak halaman rumah, dalam beberapa hal dari tutur kata orang yang terdidik, dan dalam hubungan dengan banyaknya institusi Inggris yang dicangkokkan.

Namun, kini keinggrisan hanyalah merupakan ilusi saja. Dengan semakin meningkatnya imigrasi, pengaruh orang Eropa lainnya menjadi kian bertambah kuat; mereka bercampur satu dan lainnya ke dalam Selandia Baru yang sekarang.

Kehidupan Luar Rumah

Penduduk Selandia Baru adalah kecil dibandingkan dengan luas wilayahnya. Oleh sebab itu, lebih banyak orang yang mendiami rumah pribadi daripada tinggal di apartemen. Akibat lainnya adalah bahwa setiap orang dapat dengan mudah membuka suatu wilayah sehingga bahkan orang kota pun dapat memiliki rumah kecil di tepi laut atau di pegunungan.

Hal ini berarti bahwa olahraga dan aktivitas luar rumah memainkan peran penting dalam kehidupan orang Selandia Baru. Orang memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain kriket, tenis, golf, sepak bola, bola gelinding, ski, lintas hutan, naik gunung, pacuan kuda, renang, berlayar, dan berselancar.

Namun, tak satu pun olahraga yang populer ini menarik minat sebagaimana rugby. Rugby bukanlah sekadar olahraga, melainkan merupakan tujuan nasional di Selandia Baru.

Di setiap musim dingin, orang menunjukkan kefanatikannya ketika ribuan penonton menyanjung tim rugbynya yang menjuarai mahkota dunia. Posisi Selandia Baru di dalam olahraga internasional juga menonjol oleh pelari jarak jauhnya, termasuk Murray

Halberg dan si juara olimpiade Peter Snell, serta si pembalap mobil almarhum Bruce McLaren.

Karena hari-hari perintisan tidak berlangsung lama, banyak sumber alam masih terjaga dengan baik bagi “orang tekun yang rajin” yang dapat menggarapnya jika perlu. Orang Selandia Baru juga menjunjung sikap ketakacuhan dalam setiap hal, bagaimana pun sulitnya masalah itu.

Oleh karena itu, mereka setuju dengan kata-kata Sir Edmund Hillary (orang yang belajar mendaki gunung Alpen Selatan di Selandia Baru) setelah berhasil menaklukkan Gunung Everest. Dia dilaporkan telah menyatakan bahwa puncak tertinggi dunia telah ”di…singkirkan”.

Seni

Mungkin karena terlalu banyak energi dipersembahkan untuk membangun negara yang masih muda ini, tidak banyak menghasilkan seniman. Pada abad ke-19 Selandia Baru memiliki Charles Heaphy dan W M Hodgkins, dua pelukis yang telah menuangkan keindahan negaranya di atas kanvas, dan politisi penyair William Pember Reeves, yang menulis lirik tentang negerinya.

Abad ke-20 telah memperlihatkan kecenderungan baru. Pada awal dekade 1920-an, penulis cerita pendek Katherine Mansfield-seorang Selandia Baru yang digambarkan sebagai ”seekor merak dalam taman kesusastraan kita” tinggal dan berkarya di Inggris.

Kini semakin banyak seniman kontemporer Selandia Baru tinggal di negaranya, dengan mengambil kehidupan di seputarnya bagi inspirasinya. Di antara seniman yang sangat terkenal adalah Dame Ngaio Marsh, seorang pemain drama dan penulis cerita misteri; Janet Frame, yang novel-novelnya sering membahas secara sensitif tentang orang yang bermental sakit; dan Sylvia Ashton Warner, yang telah banyak menulis novel dan cerita nonfiksi yang didasarkan atas pengalamannya sebagai guru di berbagai sekolah Maori.

Kota di Selandia Baru

Wellington

Sebagai ibu kota dan kota terbesar ketiga, Wellington didirikan pada tahun 1840 oleh Asosiasi Imigran Selandia Baru. Pada tahun 1825, asosiasi ini telah meminta Duke dari Wellington, yang kemudian menjadi seorang menteri dalam kabinet Inggris, bagi dukungan dan asuhannya.

Wellington dicemoohkan atas rencana mereka bagi koloni baru. Namun, 15 tahun kemudian, asosiasi ini menamai ibu kota barunya atas namanya walaupun dia merasa ragu-ragu.

Wellington terletak di ujung selatan Pulau Utara dan menghadap ke Selat Cook, merupakan salah satu pelabuhan alam terdalam di dunia. Kawasan pelabuhannya, dengan dok-dok bagi kapal samudra yang berkilo-kilometer panjangnya, juga memiliki hubungan kapal tambang dan hidrofoil dengan Pulau Selatan.

Sebagai pusat pemerintahan sejak tahun 1865, Wellington merupakan tempat kedudukan parlemen Selandia Baru. Museum Dominion Wellington menyajikan pameran yang menggambarkan sejarah dan kehidupan negeri ini.

Wellington juga merupakan tempat Universitas Victoria berada, yaitu salah satu dari 7 universitas di Selandia Baru. Di Gedung Seni Nasional banyak terdapat koleksi lukisan. Perpustakaan Turnbull memiliki koleksi paling penting mengenai bahan-bahan yang berhubungan dengan sejarah awal wilayah ini dan Pasifik.

Dari pelabuhan, kereta gantung menaiki bukit hijau yang curam tempat berdiri kota Wellington. Dari titik tertinggi, Gunung Victoria, orang dapat menikmati pemandangan pelabuhan yang sangat indah, yaitu di tempat kapail-kapal barang yang besar, kapal penumpang, dan kapal tambang putihlyang kecil berlalu-Ialang.

Auckland

Di dekat ujung utara Pulau Utara terdapat kota Auckland, yaitu kota terbesar di Selandia Baru. Dengan penduduk lebih dari 800.000 jiwa Auckland juga merupakan kota yang berkembang dengan pesat, berpacu dengan jumlah penduduk yang meningkat dengan cepat.

Dibangun di atas tanah genting antara dua pelabuhan, yaitu Waitemata dan Manukau, Auckland menghadap ke perairan Teluk Hauraki yang terlindung. Jembatan tinggi menghubungkan Auckland dengan kota pantai utara lainnya.

Letak Auckland dan sarana pelabuhannya yang bagus membuat kota itu menjadi titik utama perkapalan dan perdagangan Selandia Baru. Auckland juga merupakan pusat industri utama dengan pabrik yang memanufaktur berbagai ragam barang serta industri besi dan baja yang baru didirikan yang mengolah pasir besi lokal.

Pada tahun-tahun belakangan .ini, Auckland menjadi sebuah kota yang memiliki penduduk Polinesia yang terbesar di dunia. Di samping orang Maori yang tinggal di Auckland, banyak berdatangan pula orang dari seluruh Pasifik Selatan dan bertempat tinggal di Auckland.

Dengan dua buah. pelabuhan dan ditambah bandara internasional, tidaklah mengherankan jika Auckland juga merupakan tempat keluar masuk lebih dari separuh wisatawan ke Selandia Baru.

Sebagai kota metropolitan modern yang ramai, Auckland memberikan gambaran awal tentang Selandia Baru secara keseluruhan. Museum Memorial Perang Auckland memiliki salah satu koleksi artifak Maori yang terbaik di dunia. Gedung Seni Auckland memiliki lukisan dari para seniman pribumi dan Eropa.

Universitas Auckland terkenal dengan fakultas rekayasa, seni, dan arsitekturnya. Setiap tahun, Auckland memanggungkan festival seni yang menarik seniman dan pemain dari luar negeri.

Berbagai taman Auckland yang hijau dan tenang tampak seperti oasis yang damai di tengah kesibukan kota. Gunung Eden merupakan salah satu gunung berapi yang telah mati di Auckland.

Hanya beberapa menit saja jauhnya dari Auckland, terdapat pantai indah yang berkilo-kilometer panjangnya yang menawarkan tempat berenang dan berselancar yang menawan. Tentu saja di sini sering terdapat lomba layar.

Setiap tahun, di minggu terakhir bulan Januari, Auckland mengadakan Peringatan Regatta. Pelabuhan indah ini penuh dengan ratusan perahu layar, dari perahu layar samudra sampai perahu layar dayung yang diawaki oleh anak laki-laki dan perempuan yang masih kecil-kecil.

Christchurch

Christchurch, yang terletak di Dataran Canterbury di pantai timur Pulau Selatan, merupakan kota terbesar kedua di Selandia Baru. Christchurch didirikan pada tahun 1850 oleh sekelompok pemukim, yang salah satu di antara mereka memutuskan untuk menamainya sesuai dengan akademi tua di Oxford (Inggris).

Melalui pelabuhan Lyttelton, yang berjarak 11 km, Christchurch mengekspor gandum, wol, daging, dan berbagai produk lainnya. Sumber hidroelektrik menjalankan berbagai industri-industri pupuk, mesin, pakaian, peralatan listrik, dan mebel.

Pemandangan kota yang utama adalah sebuah katedral bergaya Gotik. Di Christchurch juga banyak terdapat taman dan kebun yang indah serta Sungai Avon, sungai yang bernama sama dengan salah satu sungai yang menembus Stratford, Selandia Baru yang berkelok-kelok dan di kiri kanannya tumbuh pohon willow sehingga menambah kecantikan alamnya.

Berbicara tentang sekolah, Christchurch boleh bangga dengan berbagai sarana pendidikannya yang baik, di antaranya adalah Universitas Canterbury, Perguruan Tinggi Lincoln, dan Perguruan Tinggi Christ’s. Dalam suasana aslinya, Christchurch merupakan kota yang paling bersifat Inggris di antara kota-kota lain di Selandia Baru.

Dunedin

Di Semenanjung Otago, sekitar 320 km ke sebelah pantai dari Christchurch, terletak di Dunedin. ”Dunedin” adalah padanan kata ”Edinburgh” dalam bahasa Caelik. Kota paling selatan di antara empat kota utama di Selandia Baru ini masih mencerminkan kekokohan orang Skotlandia yang mendirikannya pada tahun 1848.

Pada tahun 1860-an, Dunedin merupakan tempat para pencari emas. Kini Dunedin merupakan pusat industri, dengan pabrik pengecoran besi dan kuningan dan pemintalan wol.

Produk dari berbagai industri ini dikapalkan dari pelabuhan Dunedin, yaitu Bandar Chalmers, demikian juga produk pertanian dari wilayah Otago. Universitas Otago, yang terletak di Dunedin, merupakan universitas tertua di Selandia Baru.


Geografi Selandia Baru

Luas wilayah Selandia Baru seluruhnya, termasuk dua pulau utama dan beberapa pulau kecil lainnya-Stewart, 32 km ke ujung selatan Pulau Selatan; gugusan pulau Chatham, sekitar 640 km tenggara Wellington; dan Kermadecs, sekitar 800 km timurlaut Pulau Utara adalah 268.675 km2.

Luas ini meliputi beberapa ciri geografis yang paling luar biasa dan paling indah di dunia. Seorang penulis, Sylvia Ashton Warner, pernah menulis, ”Alam benar-benar hidup di Selandia Baru”.

Peta wilayah Selandia Baru

Kunjungi Peta Selandia Baru atau di google map

Pulau Selatan

Pulau selatan adalah yang lebih besar di antara dua pulau utama Selandia Baru dan merupakan sebuah pulau yang memiliki aneka ragam pemandangan alam. Pulau Selatan didominasi oleh Pegunungan Alpen Selatan, yaitu mata rantai pegunungan besar yang memanjang utara-selatan melalui pantai baratnya.

Meskipun hanya di beberapa tempat saja tinggi gunung mencapai lebih dari 3.300 m, pegunungan ini menyuguhkan pemandangan Alpin yang menakjubkan, dengan ladang salju, retakan salju yang dalam, dan gletser yang melereng turun melewati hutan hujan hampir mencapai paras laut.

Menjulang setinggi 3.764 m, Gunung Cook yang tertutup salju merupakan gunung tertinggi di Selandia Baru-orang Maori menyebutnya Aorangi atau ”penembus awan”. Gunung Cook terletak di salah satu taman nasional negara, tempat para wisatawan dapat menikmati olahraga naik gunung, berburu, dan lintas hutan.

Kawasan ini memiliki tiga gletser yang sangat luas-Tasman, Fox, dan Franz Josef. Atraksi lain yang menarik adalah bermain ski yang mengasyikkan. Pesawat terbang membawa para pemain ski ke atas gletser ini untuk meluncur mulus tanpa halangan sejauh 26 km menuju ke dasar.

Gletser Tasman, Alpen

Bagian Pulau Selatan ini juga penuh dengan danau gletser yang dalam dan indah, seperti Te Anau, Manapouri, dan Wakatipu. Kesemuanya merupakan tempat yang populer.

Pantai baratdaya Pulau Selatan, di luar pegunungan Alpen, menjorok ke darat karena adanya fiord-fiord yang dalam, sama dengan yang terdapat di pantai Norwegia. Bertepikan pegunungan yang menjulang dari laut, fiord ini merupakan salah satu keindahan yang menarik di Selandia Baru.

Daratan fiord ini juga telah dijadikan sebagai taman nasional. Salah satu yang termasyhur adalah Air Terjun Sutherland, yang merupakan air terjun tertinggi keempat di dunia. Selat Milford, dengan Puncak Mitre yang berbentuk kerucut, merupakan fiord yang paling terkenal. Dua di antara yang terkenal lainnya adalah Selat Dusky dan Selat Doubtful.

Terbentang dari kaki pegunungan Alpen ke pantai timur Pulau Selatan adalah wilayah padang terbuka yang luas yang dikenal sebagai Dataran Canterbury. Lebih jauh ke selatan terdapat bukit yang berteras, lembah Otago yang menyenangkan, dan distrik Suthland.

Di seberang Selat Foveaux dari Pulau Selatan terletak Pulau Stewart yang luasnya 1.700 kmz, yang oleh orang Maori dikenal sebagai Pulau Langit Cemerlang. Pulau Stewart merupakan tempat yang damai dengan hutan dan pantai yang belum dijamah sehingga menjadi tempat bagi aneka burung dan satwa buas lainnya. “

Pulau Utara

Meskipun pegunungan di Pulau Utara mungkin tidak setinggi pegunungan di Pulau Selatan, sedangkan perbedaannya pun mungkin tidak terlalu mencolok, namun pemandangannya memiliki ciri khusus.

Geyser di Pulau Utara Selandia Baru

Salah satu lingkungan gunung berapi yang paling aktif di dunia melintas di tengah Pulau Utara ini. Taman Nasional Tongariro meliputi wilayah Gunung Tongariro, Ngauruhoe, dan Ruapehu.

Di sebelah barat, ketiga gunung yang aktif ini membentuk puncak gunung Egmont yang kerucutnya simetris dan menjulang lebih dari 2.400 m di atas distrik Taranaki yang subur. Gunung Egmont, yang telah mati selama 250 tahun, sering diperbandingkan dengan Gunung Fuji di Jepang. Kini banyak terdapat jalur ski di wilayah Gunung Tongariro dan Gunung Egmont.

Di sebelah utara Gunung Egmont terdapat Gua Waitomo, yaitu tiga buah gua batu kapur yang besar. Seorang wisatawan akan kagum terhadap bentuk stalaktit dan stalagmit yang aneh dari gua ini yang dikerumuni oleh ribuan ulat kelap-kelip yang mengerikan. Gua ini tampaknya merupakan panggung yang dibangun oleh alam bagi upacara yang telah lama dilupakan orang dan agak misterius

Lebih ke utara lagi, berpusat di kota Maori tua, Rotorua, adalah wilayah panas di Selandia Baru. Di tempat ini, gletser yang memancar, seperti Pohutu dan Bulu Pangeran Wales, menyuguhkan tontonan yang menarik, yaitu semburan air panas setinggi 30 m.

Di tempat ini juga terdapat empang lumpur yang mendidih yang membeludak-beludak, serta terdapat fumarol, yaitu lubang tempat uap dan gas menyembur tinggi ke udara. Di tempat ini pula, orang dapat menangkap ikan di sungai kecil dan memasaknya dengan menceburkannya ke dalam sungai berikutnya, karena mata air panas dan air dingin praktis terdapat bersebelahan.

Mata air yang menyembur panas dan kaya mineral ini dikatakan memiliki khasiat yang menguntungkan karena dapat mengobati orang-orang yang mengidap penyakit tertentu, tetapi air ini juga menyebarkan bau belerang yang merangsang.

Terdapat pula beberapa danau yang indah di wilayah vulkanis dan panas. Di antara danau tersebut adalah Danau Taupo, seluas 616 km2, yang merupakan danau terbesar di Selandia Baru. Danau ini terletak hampir di tengah-tengah Pulau Utara dan merupakan surga bagi para nelayan sehingga para pemancing ikan pun berdatangan dari berbagai negara untuk memancing ikan trout terbesar di dunia.

Daerah tepi laut bertebaran di sepanjang pantai timur, dari Teluk Plenty hingga ke Teluk Kepulauan. Kawasan ini merupakan tempat penangkapan ikan laut dalam seperti ikan merlin, hiu, dan ikan tuna.

Di Auckland utara terdapat wilayah pohon kauri raksasa yang dilindungi, yaitu sisa-sisa hutan kauri yang pernah tumbuh di seluruh Pulau Utara. Beberapa pohon ini dinamakan menurut nama-nama bahasa Maori dan salah satu di antara pohon tersebut berusia lebih dari 2.000 tahun.

Iklim

Iklim di Selandia Baru sangat dipengaruhi oleh laut yang mengelilinginya. Di wilayah fiord, angin basah dari .laut menjatuhkan banyak curah hujan, kadang-kadang mencapai setinggi 635 cm setahun.

Iklim barat dari laut mengakibatkan cuaca di Selandia Baru berubah-ubah, dengan langit biru cerah selama beberapa saat lalu berubah kelabu sehingga menakutkan orang di saat berikutnya. Namun, suhu udara sedang tanpa perbedaan mencolok antara dingin dan panas.

Karena Selandia Baru terletak jauh di selatan garis khatulistiwa, musim di sana berbeda dengan negara-negara di belahan bumi utara-suatu keadaan yang kadang-kadang menimbulkan masalah bagi orang pribumi dan orang asing.

Di saat sedang panas-panasnya cuaca bulan Desember, orang Selandia Baru merayakan Hari Natal dengan memakan makanan lengkap yang persis meniru tradisi asli Inggris, yaitu puding prem yang diberi saus brendi.

Dengan jenggot dan kain merah, Sinterklas muncul di tengah-tengah musim panas. Letak Selandia Baru di belahan bumi selatan juga berarti bahwa suhu udara akan menjadi semakin dingin manakala orang melangkah jauh lebih ke selatan lagi, dibandingkan sebaliknya.

Sumber Daya

Sungai dan danau yang berhulu di daerah pegunungan merupakan sumber alam yang terpenting bagi Selandia Baru. Karena sering terlalu pendek dan terlalu buas untuk pelayaran jarak jauh, banyak di antara sungai itu telah dibendung untuk menyediakan listrik yang murah bagi industri dan rumah tangga.

Energi air menyediakan hampir 90% kebutuhan listrik dalam negeri. Di antara stasiun pembangkit air yang terpenting di Pulau Selatan adalah Benmore di Sungai Waitaki; Roxburgh, di Sungai Clutha yang berair deras, di bawah Dunedin; dan beberapa lagi di sistem Sungai Waimakariri di utara.

Stasiun tenaga air utama di Pulau Utara terdapat di Sungai Waikato, yang berhulu di Danau Taupo. Karena Pulau Utara lebih banyak penduduknya sedangkan potensi hidroelektriknya lebih kecil, maka dipasang kawat bawah Selat Cook untuk mengirim tenaga listrik ke utara.

Di pabrik pembangkit panas bumi di Wairakei, tepat di selatan Rotorua, uap bawah tanah menggerakkan turbin raksasa untuk menghasilkan lebih banyak listrik bagi Pulau Utara. Instalasi Wairakei merupakan salah satu instalasi pembangkit listrik langka di dunia yang memanfaatkan uap alam untuk menghasilkan listrik. yang lainnya adalah di Italia, Islandia, Meksiko, dan Jepang.

Sumber mineral Selandia Baru meliputi batubara, yang kebanyakan ditambang di daerah pegunungan Westland di Pulau Selatan. Penggalian tanah yang banyak dilakukan di beberapa tempat menghasilkan batu kapur yang, kalau dihancurkan, menjadi begitu penting bagi pertanian.

Otago pernah merupakan pusat para pencari emas, tetapi kini emas hanya ditambang sedikit saja. Di Pulau Utara, pasir besi dimanfaatkan oleh industri baja yang sedang berkembang. Gas alam, sumber energi penting di Pulau Utara, kini juga sedang diubah menjadi minyak sebagai bagian rencana pengurangan impor minyak.

Hutan Selandia Baru juga merupakan sumber alam lain yang sangat berharga. Pada mulanya, baik orang Maori maupun orang Eropa menebang dan membakar kayu-kayu untuk menghasilkan lahan bagi pertanian.

Kemudian berkembanglah perdagangan kayu yang ramai sehingga banyak di antara hutan di pulau-pulau Selandia Baru, termasuk pohon kauri kuno menjadi rusak.

Kemudian, di bawah program reboisasi, pemerintah banyak mengganti berbagai pohon kuno dengan pohon baru. Pada abad ke-20, para ilmuwan memperkenalkan berbagai pohon asli luar negeri-seperti pohon pinus Kalifornia, cedar Jepang, larch Eropa, dan eucalyptus Australia yang subur ke Selandia Baru, berjajar dengan berbagai pohon asli seperti rimu, matai, totara, tawa, dan beech.

Hutan Selandia Baru meliputi wilayah seluas seperempat negara, sedangkan produknya-dari bubur dan kertas sampai kayu dan mebel-merupakan bahan ekspor yang penting.


Ekonomi Selandia Baru

Dengan anugerah suhu udara yang sedang dan lahan yang subur, negeri ini pada mulanya merupakan negara pertanian. Kini Selandia Baru memiliki salah satu industri pertanian yang paling efisien di dunia dan, meskipun kenyataannya 80% penduduknya tinggal di perkotaan, produk pertanian tetap merupakan bahan ekspor negara yang paling berharga.

Di negeri ini terdapat lebih dari 70000000 ekor biri-biri yang diternakkan di mana saja asalkan memungkinkan. Hal ini mengakibatkan Selandia Baru menjadi eksportir daging biri-biri dan kambing yang terkemuka di dunia dan merupakan salah satu eksportir wol terbesar di dunia.

Padang penggembalaan utama adalah dataran Canterbury di Pulau Selatan, yang merupakan sumber muatan daging beku pertama yang dikirim dari Selandia Baru pada akhir abad ke-19.

Meskipun biri-biri merupakan tulang punggung pertanian, di sini juga terdapat lebih dari 8.000.000 ekor sapi. Sekitar seperempatnya adalah sapi perah sehingga Selandia Baru merupakan pengekspor mentega dan keju yang utama. Kebanyakan peternakan sapi perah ini berada di Pulau Utara, khususnya di wilayah Waikato dan Taranaki. Produksi daging sapi juga semakin meningkat.

Tanaman padi-padian Selandia Baru meliputi gandum, jewawut, dan oat yang ditanam terutama di Dataran Canterbury. Berbagai jenis sayuran juga ditanam, sedangkan jerami, rumput, dan semanggi merupakan tanaman penting sebagai tanaman makanan ternak.

Produksi buah-buahan Selandia Baru-terutama di wilayah Otago dan Nelson di Pulau Selatan dan di Teluk Hawke di Pulau Utara-meliputi buah apel, persik, pir, ceri, buah jeruk, dan buah-buahan subtropis seperti tamarillo dan murbei Cina. Buah-buahan ini merupakan bahan ekspor yang semakin penting, baik dalam kaleng maupun masih segar.

Buah murbei juga ditanam di dekat Auckland dan Napier di Teluk Hawke. Di sana juga terdapat ladang anggur yang menghasilkan minuman anggur yang baik. Anggur ini diperkenalkan ke Selandia Baru pada permulaan abad ke-19. Kini para ahli menyatakan bahwa minuman anggur justru lebih baik dari minuman anggur Eropa.

Industri

Inggris pernah menjadi mitra dagang Selandia Baru yang terpenting, tetapi kini mengarahkan sebagian besar perdagangannya ke Asia khususnya Jepang dan Australia serta Amerika Serikat.

Untuk mengembangkan ekonominya, terdapat kecenderungan untuk lebih menekankan pada pemanufakturan termasuk produksi mobil, mebel, peralatan pendingin, dan sandang.

Pemerintah sedang membuat upaya besar menarik penanaman modal luar negeri untuk mengembangkan industri Selandia Baru yang telah ada. Hal ini telah mengakibatkan pembangunan industri pengilangan minyak, pemanufakturan baja, dan pemanfaatan hidroelektrik untuk menghasilkan aluminium dari boksit yang diimpor.

Akhirnya, sebuah industri lain kini sedang berkembang di Selandia Baru. Setiap tahunnya, turis semakin banyak berdatangan dari seluruh dunia untuk melihat-lihat keindahan alamnya.

Beberapa Kelangkaan Selandia Baru

Karena keterpencilan geografis, Selandia Baru memiliki beberapa bentuk kehidupan hewan dan tanaman yang tidak ditemukan di tempat lain. Hal ini merupakan salah satu daya tarik bagi para wisatawan.

Di antara satwa yang paling terkenal adalah kiwi, burung berparuh panjang yang tidak dapat terbang, yang merupakan burung nasional Selandia Baru. Burung pribumi yang lain adalah burung tui dan burung bel, yang dapat berkicau dengan indah dan berirama; Terdapat juga burung kea, yaitu spesies burung beo yang memangsa biri-biri; dan burung takahe, yang diduga telah punah sebelum tahun 1948.

Kelangkaan yang lain adalah bahwa di sana tidak terdapat ular tanah. Kadal tuatara, yaitu satu-satunya reptil Selandia Baru, merupakan fosil hidup secara tidak sengaja, yang semestinya telah punah 100000000 tahun yang lampau. Di samping kedua matanya yang dapat melihat, kadal tuatara juga memiliki mata ketiga yang tak dapat melihat-yaitu di tengah dahinya.

Di samping pohon kauri dan berbagai pohon lainnya, di Selandia Baru juga terdapat pohon pohutukawa yang berbunga merah tua, yang dianggap suci oleh orang Maori; pohon palem nikau; dan pohon rata, yang meliliti pepohonan sekitarnya sebagai pendukung dan menghiasi pohon itu dengan bunganya yang semerbak cerah.


Sejarah Selandia Baru

Sejarah Selandia Baru dimulai dengan datangnya orang Maori. Meskipun banyak terdapat teori, asal-usul yang tepat dari orang Polinesia ini tenggelam dalam sejarah dan waktu. Pada tahun 1947, seorang penjelajah Norwegia, Thor Heyerdahl berlayar melintasi Samudra Pasifik dari pantai Amerika

Selatan dalam perahu Kon-Tiki dalam usahanya membuktikan bahwa orang Polinesia mungkin pernah melakukannya. Namun, di balik keberhasilan pelayaran Heyerdahl, para sarjana percaya bahwa orang Polinesia berasal dari suatu tempat di daratan Asia Tenggara.

Dengan prestasi para pelautnya yang dapat disejajarkan dengan prestasi orang Viking (yang terjadi di Eropa Utara pada saat yang sama), akhirnya orang Polinesia menyebar ke arah utara ke Hawaii, ke arah barat menuju Amerika Selatan sejauh Pulau Paskah, ke arah selatan menuju Selandia Baru. Dengan cara ini, mereka kemudian beranak-pinak di wilayah yang kini disebut sebagai Polinesia.

Karena orang Maori tidak memiliki bahasa tulis, sejarah mereka diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya dari mulut ke mulut. Menurut tradisi ini, tanah leluhur orang Maori adalah Hawaiki-suatu tempat yang jauh di Polinesia tengah yang sampai kini belum dapat diidentifikasi dengan memuaskan. Hawaiki juga dianggap sebagai ”tempat bersatunya roh”, yaitu tempat kembalinya orang Maori setelah mereka meninggal.

Diperkirakan bahwa orang Maori tiba di Selandia Baru pada tahun 1000 dan 1400, salah satu pelayaran penting yang melibatkan 7 sampan besar terjadi kira-kira pada tahun 1350.

Sampan, yang terbuat dari kayu gelondongan yang dilubangi, terdiri atas sampan kembar atau sampan gandung. Dengan peralatan yang lengkap dan kokoh, mereka membawa orang laki-laki, perempuan, anak-anak, benih dan tanaman, dan bahkan beberapa hewan.

Kehidupan awal di Selandia Baru

Karena para pendatang baru ini mula-mula melihat pegunungan yang diselimuti kabut, mereka lalu menyebut tempat barunya ini dengan Aotearoa, ”tanah awan putih yang panjang”.

Menurut cerita mitologi yang mereka kembangkan, tanah baru ini telah dipancing dari lautan oleh seorang pahlawan legendaris Polinesia “Maui, yang dianggap sebagai keturunan dewata”. Akibatnya, pulau yang di utara disebut dengan Te Ika a Maui (ikan Maui), sedangkan pulau yang di selatan Te Waka a Maui (sampan Maui).

Pada mulanya, orang Maori menggantungkan hidupnya dengan berburu moa, yaitu burung besar yang tak dapat terbang yang telah lama punah. Lalu mereka mengembangkan ketrampilan membuat bangunan untuk berlindung, memintal, bertani, menangkap ikan, dan menjerat burung.

Karena kehidupan menjadi semakin enak, seni ukir dan seni dekorasi mencapai tingkat puncaknya. Dengan menggunakan alat yang terbuat dari batu hijau Selandia Baru yang keras (semacam nefrit, atau batu giok), orang Maori mengukir haluan sampannya yang lengkung dan pintu gerbang desanya, yang disebut pas.

Mereka juga mengukir tiki yang rumit, yaitu simbol kesuburan dengan batu hijau .itu. Setiap aspek kehidupan orang Maori diatur oleh ritual dan agama, yang digambarkan sebagai mitologi bercampur ilmu gaib.

Peperangan yang sering terjadi juga merupakan salah satu bagian lain kehidupan penting orang Maori dan peperangan ini sangatlah kejam. (Seorang saksi menyatakan bahwa bumi bergetar ketika sekelompok orang yang berkelahi mempertunjukkan haka, atau tarian peperangan).

Sebagai akibat dari perang, salah satu syair Maori kuno berbunyi Ha wahine, he whenua i mate te tangata. “Karena perempuan dan lahan, kami mati”. Upacara keagamaan juga memainkan peran penting di dalam peperangan.

Karena banyak orang Maori adalah kanibal, orang yang meninggal dan ditawan sering kali dimakan. Pemimpin yang kalah biasanya memilih nasibnya sebagai budak. Namun, di samping peperangan, menjelang tahun 1600, orang Maori telah menjadi orang yang bertani dan mereka telah tinggal menetap.

Kedatangan Orang Kulit Putih

Menjelang akhir abad ke-16, banyak kapal Eropa berlayar semakin jauh dari tanah airnya. Perlahan-lahan, berbagai laporan tentang adanya benua selatan sampai ke berbagai pelabuhan di Eropa.

Pada tahun 1642, Perusahaan Dagang Hindia Timur Belanda mengirim dua kapalnya yang dipimpin oleh seorang navigator terbaiknya, Abel Jonszoon Tasman, berlayar menuju daerah selatan yang belum dikenalnya. Misinya adalah ”menemukan dan mengeksplorasi wilayah timur dan selatan yang mungkin kaya”.

Di bulan Desember pada tahun itu pula, Tasman melihat ”tanah luas yang melayang tinggi” dan lalu memetakannya. Dia menyebut tanah ini dengan Staaten Landt, tetapi kemudian pemerintah Belanda menamainya dengan Nieuw Zeeland, yaitu nama suatu propinsi di baratdaya Belanda.

Dalam usahanya untuk mendarat, Tasman mengadakan kontak dengan orang Maori, yang membunuh 4 dari awak kapalnya. Dia lalu meneruskan pelayarannya dan Selandia Baru dengan penduduk yang suka berperang dibiarkan selama lebih dari seabad.

Kapten Cook

Pada tahun 1769, Selandia Baru dikunjungi oleh seorang pelaut dan navigator ulung ketika itu, yaitu Kapten James Cook dari Yorkshire. Dia juga sedang mencari benua selatan yang telah melegenda.

Dengan sebuah kapal yang bernama Endeavour, Cook (bersama 90 orang awak kapalnya) berlayar dari Tahiti, yaitu suatu pulau tempat ia mengamati transit planet Venus bagi kerajaan dan masyarakat inggris.

Dia berlayar mengelilingi kepulauan dan memetakannya dengan ketepatan yang luar biasa. Sir Joseph Bank, seorang naturalis yang ikut bersama di kapalnya, mencatat tentang berbagai informasi tentang kehidupan tanaman dan satwa di kepulauan Selandia Baru ini.

Bank juga mencatat bahwa ”kehampirpastian menjadi santapan orang Maori di saat kami mendarat menambah kecemasan bagi awak kapal yang kandas ini”. Namun, setelah berbagai pertemuan pertama yang menegangkan, Cook menegakkan hubungan yang baik sekali dengan orang Maori.

Cook kembali ke Selandia Baru dua kali, yaitu pada tahun 1772 dan 1777. Terdapat juga beberapa ekspedisi lainnya, termasuk yang dipimpin oleh beberapa orang Prancis.

Pada tahun 1781, ketika Amerika telah merdeka, Inggris memerlukan suatu tempat baru untuk membuang para pengutang dan ”orang-orang yang tak disukai”. Lalu terjadilah suatu diskusi di Parlemen untuk memanfaatkan Selandia Baru sebagai koloni para tawanan, tetapi juga dinyatakan bahwa orang Maori terlalu buas bagi mereka.

Menjelang akhir abad ke-18, setelah orang Eropa mengetahui lebih banyak lagi tentang Selandia Baru, wilayah ini perlahan-lahan dibuka. Pada mulanya, panenan raya di laut selatan telah memikat para pemburu ikan paus dan anjing laut dari Australia, Amerika, Inggris, dan Prancis.

Berbagai stasiun penangkapan ikan paus dibangun di sepanjang pantai di kedua pulau Selandia Baru. Persaingan di antara para pemburu ini menjadi semakin tajam sehingga kadang-kadang hal ini hampir mendekati perompakan dan segera setelah itu, beberapa jenis ikan paus hampir punah.

Perdagangan kayu dan rami juga berkembang dengan pesatnya. Serat rami yang kuat, yang digunakan untuk tali, dijual barter oleh orang Maori dengan berbagai barang impor. (Senjata dan minuman keras merupakan barang yang banyak disukai mereka).

Pelabuhan di wilayah utara, yaitu tempat pusat perdagangan ini berlangsung, menjadi semarak bagaikan kota-kota garis depan. Pada akhir tahun 1835, tatkala seorang ilmuwan Inggris terbesar, Charles Darwin, mengunjungi wilayah ini, dia melukiskan penduduknya sebagai ”masyarakat yang sangat menolak” dan bahkan menambahkan ”… kita semua gembira dapat meninggalkan Selandia Baru karena ini bukanlah suatu tempat yang menyenangkan”.

Permukiman, Perluasan, dan Pengembangan Di samping gambaran hitam seperti yang dilukiskan oleh Darwin tentang Selandia Baru, berbagai bangsa lain mulai berdatangan ke wilayah ini.

Pada awal abad ke-19, krisis ekonomi yang menyusul terjadinya Perang Napoleon telah mengakibatkan kemelaratan di antara masyarakat pekerja di Eropa. Ribuan orang berimigrasi, khususnya dari Inggris untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Para misionaris Inggris juga ikut menyebarkan agama Kristen di antara orang Maori.

Selandia Baru Menjadi Sebuah Koloni Inggris

Menjelang tahun 1840, Inggris telah memutuskan untuk menduduki Selandia Baru. Pada tahun itu pula, suatu perjanjian ditandatangani dengan kepala suku Maori di Waitangi di Pulau Utara.

Orang Maori mengakui ”Wikitoria” (Ratu Victoria) sebagai penguasa mereka dan mereka juga memperoleh jaminan hak-hak kekayaan mereka. Mereka juga setuju untuk menjual lahan mereka hanya kepada Inggris saja.

Pada tahun 1837, Edward Gibbon Wakefield, seorang spesialis di bidang yang disebutnya sebagai ”seni kolonisasi”, mendirikan Perusahaan Selandia Baru untuk mengorganisasi permukiman di wilayah baru ini.

Dia berharap untuk dapat menciptakan masyarakat Inggris di Laut Selatan dengan struktur kelasnya didasarkan pada kelas buruh yang di suatu saat dapat menjadi para tuan tanah.

Dengan bantuan yang disediakan oleh perusahaan, ribuan orang mulai berimigrasi ke Selandia Baru. Namun, rencana Wakefield ini segera dilupakan orang. Para pemukim baru ini mulai membangun suatu masyarakat yang berbeda dengan apa yang direncanakan olehnya.

Di seluruh Selandia Baru terjadilah periode perkembangan. Wilayah perbukitan yang terbuka di Pulau Selatan merupakan tempat yang ideal bagi penggembalaan biri-biri. Para peternak biri-biri pun lalu segera dapat mengekspor wolnya ke Australia dan Inggris serta dapat menyediakan anak biri-biri dan dagingnya yang bermutu tinggi untuk hidangan Selandia Baru. Berbagai tanaman padi-padian, khususnya gandum dan jewawut, juga banyak ditanam di Pulau Selatan.

Pada tahun 1860-an, emas juga ditemukan di Pulau Selatan ini. Hal ini mengakibatkan para pencari emas saling berebutan, beberapa di antaranya telah mengikuti jalur perburuan emas di seluruh dunia, dari Kalifornia, ke Australia, dan seterusnya ke Selandia Baru, tetapi banyak di antara temuan emas ini segera habis terkuras.

Di Pulau Utara juga terdapat kemajuan. Dasar pengembangan industri sapi perah diletakkan oleh para petani Inggris yang membawa sapi Jersey dan Guernsey ke Selandia Baru.

Segala jenis sayuran juga ditanam di berbagai lahan pertanian yang mirip dengan yang ada di Inggris, sedangkan buah per dan apel juga ditanam. Karena Pulau Utara masih bergantung pada pembebasan lahan dari orang Maori, permukiman dan pertanian cenderung berukuran kecil.

Swapemerintahan

Di kedua pulau itu berbagai kota dibangun sehingga pada tahun 1852, ketika para pemukim telah berjumlah 50.000 orang, Inggris memberikan pemerintahan sendiri terhadap Selandia Baru.

Lalu didirikanlah 6 propinsi, yaitu Auckland, Wellington, Plymouth Baru, Nelson, Canterbury, dan Otago, sedangkan parlemen pusat terdapat di Wellington. Gubernur Sir George Grey merencanakan suatu perkembangan damai di Selandia Baru, lewat kerja sama antara orang Maori dan orang Eropa.

Perang Maori

Namun, gema perang mulai menghangat di Pulau Utara. Selagi semakin banyak para pemukim berdatangan, tekanan terhadap orang Maori semakin meningkat. Pada saat yang sama, oposisi dari orang Maori untuk terus menjual tanahnya semakin bertambah.

Pada tahun 1860, walaupun terdapat perjanjian Waitangi, pertikaian tanah ini berkembang menjadi perang terbuka. Konflik ini terus berlanjut sepanjang tahun 1860-an. Berbagai pemimpin keagamaan Maori mengadakan perlawanan yang gigih, tetapi akhirnya ternyata bahwa para pemukim ini terlalu kuat bagi mereka. Menjelang tahun 1872, Perang Maori ini pun selesai.

Dengan kembalinya suasana damai, pemerintah memusatkan perhatiannya untuk menarik lebih banyak pemukim lagi serta untuk membangun ekonominya. Setelah memperoleh pinjaman uang yang cukup banyak dari Inggris, lebih dari 100.000 orang pemukim baru datang ke Selandia Baru sebagai imigran bantuan.

Pinjaman Inggris ini juga digunakan untuk membangun sarana jalan yang lebih banyak lagi dan jaringan kereta api pun tersebar merata di kedua pulau itu. Kabel telegrap menghubungkan daerah permukiman yang terpencil dan kabel bawah laut membuat hubungan kedua pulau menjadi lebih kokoh. Akibatnya, komunikasi menjadi semakin baik sehingga Selandia Baru menjadi semakin dekat dengan Eropa.

Kapal dagang Selandia Baru juga semakin banyak sehingga kapal-kapal itu banyak yang singgah di berbagai pelabuhan Asia dan Pasifik Selatan. Namun, langkah besar dalam perkembangan ekonomi Selandia Baru baru dimulai pada tahun 1882, ketika kapal pendingin percobaan milik Selandia Baru membawa muatan daging berlayar ke Inggris. Dunedin merupakan sebuah kapal dagang perintis. Berbagai pasar yang luas dan baru kini terbuka bagi Selandia Baru.

Abad ke-20

Di masa kejayaan inilah, dengan ekspor yang menjamin ekonomi negara, Selandia Baru menjadi salah satu negara termaju di dunia. Herbert Henry Asquith, seorang perdana menteri Inggris pada awal abad ke-20, melukiskan Selandia Baru sebagai ”sebuah laboratorium tempat percobaan berbagai aktivitas politik dan sosial sehari-hari dibuat untuk mendapatkan informasi serta pelajaran bagi negara-negara lain di dunia”.

Kaum wanita diberi hak bersuara pada tahun 1893. Tanah dibagi-bagikan kembali dan undang-undang pajak penghasilan diberlakukan. Program kesejahteraan termasuk santunan pengangguran, pensiun hari tua, ganti rugi buruh, dan asuransi keluarga dilaksanakan.

Sistem undang-undang pertikaian industri yang pertama di dunia didirikan oleh pemerintah. Setahap demi setahap, pendidikan menjadi gratis, sekuler, dan wajib. Selama waktu itu juga, langkah pertama diambil untuk mengajak orang Maori lebih aktif di dalam kehidupan bernegara.

Banyak di antara tindakan awal ini diloloskan di bawah kepemimpinan perdana menteri Richard J. Seddon. Sebagai seorang bekas pekerja kereta api dan pekerja tambang, Seddon yang dikenal sebagai Raja Dick menjadi simbol pribadi bagi jiwa perintis yang bersemangat. Pada tahun 1907, setelah Seddon meninggal, Selandia Baru memperoleh status dominion di dalam Imperium Inggris.

Dua Perang Dunia

Meletusnya Perang Dunia I ditandai dengan partisipasi aktif Selandia Baru di dalam berbagai peristiwa dunia. Selandia Baru mengirim perbekalan dan makanan ke Inggris dan berbagai negara lain di dalam Imperium Inggris dan suatu kekuatan ekspedisi juga dikirim untuk bertempur di Prancis dan Timur Tengah.

Tentara Selandia Baru ini juga dihormati karena keberaniannya di segala medan pertempuran. Di Gallipoli Turki, pada tahun 1915, Selandia Baru dan Australia mendirikan Korps Tentara Selandia Baru dan Australia (Australian and New Zealand Army Corps-ANZAC).

Selandia Baru menderita kerugian perang yang tragis dari 1.000.000 orang penduduknya, hampir 17.000 orang terbunuh dan 50.000 orang lainnya terluka.

Perang Dunia II membuat sumber daya Selandia Baru lebih dimobilisasi. Sekali lagi, makanan dalam jumlah yang sangat banyak dikapalkan ke Inggris.

Sekali lagi, Selandia Baru terlibat dalam berbagai medan pertempuran di Eropa, di Pasifik, dan di Afrika Utara. Rakyat Selandia Baru masih merasa bangga atas kemenangan mereka mengalahkan Jerman di El Alamein, Mesir, pada tahun 1942 serta di dalam pertempuran sengit di Cassino Italia pada tahun 1944.


Pemerintahan Selandia Baru

Pasal pasal konstitusi Selandia Baru didasarkan atas konstitusi Inggris. Mahkota Inggris diwakili oleh seorang gubernur jenderal, sedangkan pemegang kekuasaan pokok legislatif adalah parlemen satu kamar, yaitu Dewan Perwakilan. (Dewan Tinggi, yang disebut Dewan Legislatif, tidak memiliki fungsi legislatif yang nyata dan dihapuskan pada tahun 1950).

Parlemen ini terdiri atas 88 orang wakil golongan Eropa dan 4 orang dari setiap distrik pemilihan Maori. Pemilihan umum dilangsungkan setiap 3 tahun dan pemimpin partai yang memenangkan jumlah distrik yang terbesar menjadi perdana menteri.

Dia membentuk kabinet dari anggota partainya yang terpilih. Setiap penduduk Selandia Baru yang telah berusia lebih dari 20 tahun memiliki hak pilih.


Selandia Baru dan Dunia

Selama beberapa tahun setelah tahun 1907, tatkala Selandia Baru memperoleh status dominion di dalam Imperium Inggris, Inggris masih merupakan tempat kembali bagi negeri ini sebuah pasar yang terjamin dan orang tua yang melindunginya.

Bahkan dalam banyak hal, Selandia Baru merupakan anak asuh Inggris yang amat bergantung. Baru pada dekade 1930-an, dengan keanggotaannya di dalam Liga Bangsa-Bangsa (LBB), negara muda ini mulai lebih dapat berdiri sendiri.

Perang Dunia II memiliki dampak yang mendalam di dalam kebijakan luar negeri Selandia Baru. Imperium kini berkembang menjadi Negara-Negara Persemakmuran sehingga, sebagai salah satu anggotanya, negara ini tetap memelihara ikatannya dengan negara induknya.

Namun, Perang Dunia II ini juga membawa kesadaran baru bahwa Selandia Baru adalah dekat dengan Asia meskipun tidak sepenuhnya merupakan bagiannya.

Pada tahun 1951, ditandatanganilah Pakta ANZUS dengan anggota Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat yang akan saling membela apabila salah satu diserang. Selandia Baru lalu juga memainkan peran terkemuka di dalam percaturan Asia dan Pasifik.

Ikatan ekonominya dengan Asia semakin diperkuat setelah Selandia Baru mengakui Republik Rakyat Cina pada tahun 1972. Perdagangannya dengan Jepang dan Korea Selatan berkembang setelah Inggris mengakhiri perjanjian dagangnya dengan Selandia Baru dan menganjurkan negara ini bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) pada tahun 1973.

Namun, Selandia Baru tetap sebagai anggota Negara-Negara Persemakmuran yang sangat menentang sekali percobaan nuklir di wilayah Pasifik dan menolak semua kapal yang membawa nuklir untuk berlabuh di pantainya.

Kebijakan anti nuklir ini bahkan menjadi semakin kuat tatkala Perdana Menteri David Lange memegang jabatan pada tahun 1984 atas slogan anti senjata nuklir Partai Buruhnya, yang meliputi larangan terhadap kapal-kapal yang bersenjata dan bertenaga nuklir berlabuh di laut Selandia Baru.

Pada tahun 1985, sebuah kapal perusak Angkatan Laut Amerika Serikat ditolak izinnya untuk mengunjungi Selandia Baru, ketika Amerika Serikat menolak menyatakan apakah kapalnya mengangkut senjata nuklir atau tidak.

Kebijakan ini sangat dikecam sekali oleh Amerika Serikat yang menyatakan bahwa sejak tahun 1986 Amerika Serikat mengakhiri secara efektif berbagai kewajibannya untuk mempertahankan Selandia Baru di bawah Pakta ANZUS.

Selandia Baru adalah negara kecil yang telah berhasil mengatasi rintangan karena keterpencilannya.Tidak itu saja, negei ini telah berhasil menyatukan dua warisannya, yaitu Eropa dan Madri untuk menjadi sebuah negara yang paling mandiri dan paling maju di dunia.


Ringkasan

Nama Resmi Negara: SELANDIA BARU.

IBU KOTA: Wellington.

LETAK GEOGRAFIS:

  • Samudra Pasifik Selatan. Garis lintang-34° 25° S sampai 47° 17° S.
  • Garis buiur-166“ 27° T sampai 178° 35° T.

WILAYAH: 268.680 km2.

CIRI FISIK:

  • Titik tertinggi-Cunung Cook (3.764 m).
  • Titik terendah paras laut.
  • Sungai utama: Waikato, Clutha.
  • Danau utama: Taupo, Te Anau, Manapouri.

PENDUDUK: 3.309.000 jiwa (perkiraan terakhir 2003).

BAHASA: Inggris (bahasa resmi), bahasa Maori.

AGAMA: Protestan (terutama Anglikan, Presbeterian, Metodis), Katolik Roma.

PEMERlNTAHAN: Monarki konstutusional di dalam Negara-Negara Persemakmuran

  • Kepala Negara Ratu Inggris yang diwakili oleh semang gubernur Jenderal
  • Kepala pemerintahan: Perdana Menteri.
  • Badan legislatif: dewan perwakilan Karja sama Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa. Pakta ANZUS. Rencana Kolombo.

KOTA UTAMA: Auckland. Christchurch, Wellington, Dunedin.

EKONOMI

  • Mineral utama: batubara, gas alam, emas, pasir besi.
  • Produk pertanian utama: daging, wol. mentega, keju, gandum, oat, jewawut, buah-buahan, sayur-sayuran.
  • Produk dan industri: daging beku, produk susu, hasil hutan, listrik, baja, aluminium, pakaian dan tekstil, peralatan transportasi.
  • Ekspor utama:daging, wol, mentega, keju, hasil hutan, kayu, aluminium.
  • Impor utama: mesin, besi dan baja, produk minyak. mobil, plastik.

MATA UANG: Dolar Selandia Baru.

HARI LIBUR NASIONAL: Hari Senin, pertama bulan Juni, hari lahir Ratu (resmi).

LAGU KEBANGSAAN: “God Save the Queen” (Tuhan Selamatkan Ratu), Lagu nasional Selandia Baru adalah “God Defend New Zealand” (Tuhan Membela Selandia Baru)

Diulas oleh:
JOHN MALE, Mantan Ketua Penasihat Bagian Hak-Hak Azasi Manusia, Perserikatan Bangsa-Bangsa
Editor: Sejarah Negara Com

Baca juga:

Pos terkait