Sierra Leone negara kecil di pantai barat Afrika

Sierra Leone adalah sebuah negara kecil di pantai barat Afrika, terletak tepat di juluran benua. Nama negara ini suatu nama yang aneh bagi sebuah negara dan rakyatnya yang berarti ”pegunungan singa”. Beberapa orang mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari suara guntur yang menggelegar di pegunungan selama badai, suara yang menakutkan bagaikan suara singa yang besar.

Beberapa orang lain mengatakan bahwa selama abad ke-15, para pelaut Portugis, jauh dari tanah tempat tinggalnya tiba-tiba melihat puncak bukit berpohon muncul dari balik pantai Afrika Barat yang berawa-rawa.

Mereka sekilas melihat pegunungan yang berteras-teras dan besar bagaikan bentuk seekor singa. Imajinasinya diwujudkan dengan menyebut daerah tersebut Serra Lyoa. Perlahan-lahan, nama ini berubah hingga sekarang menjadi Sierra Leone.

Peta wilayah Sierra Leone

Kunjungi Peta Sierra Leone atau di google map

Geografi Sierra Leone

Luas Sierra Leone adalah 72.261 km2. Di sebelah utara dan barat berbatasan dengan Guinea, sedangkan di sebelah tenggara berbatasan dengan Liberia. Garis pantainya sepanjang 338 km mencerminkan salah satu pelabuhan alam terbesar di dunia di Freetown.

Pelabuhan Raja Jimmy Freetown
Pelabuhan Raja Jimmy Freetown

Freetown, yang terletak di pantai utara Semenanjung Sierra Leone, adalah ibu kota negara, kota terbesar, dan pelabuhan utama nasional. Kota-kota lainnya seperti Bo, Makeni, dan Kenema adalah kota yang jauh lebih kecil.

Terdapat juga pelabuhan kecil di Pepel, yaitu depot hasil tambang bijih besi yang akan diekspor. Bandara internasionalnya terdapat di Lungi, yang dihubungkan ke Freetown dengan kapal tambang.

Lahan di balik Semenanjung Sierra Leone yang berteras-teras beragam dari rawa bakau di dekat laut hingga dataran yang rata dan luas jauh di daerah pedalaman, sampai ke daerah pegunungan di sudut tenggara.

Daerah pedalamannya dialiri oleh banyak sungai besar dan kecil, yang beberapa di antaranya mengalir dengan derasnya melewati lembah yang sempit dan dalam.

Beberapa yang lainnya mengalir berliku-liku dan bertemu dengan rawa-rawa, serta mengalir ke sawah-sawah dan paya-paya sebelum ke laut. Sungai utama di negeri ini adalah Scarcy Besar dan Scarcy Kecil di bagian utara serta Sewa dan Moa di bagian selatan.

Iklim

Iklim Sierra Leone adalah panas dan sangat lembap. Terdapat dua musim yang berbeda, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan berlangsung dari bulan Mei-November. Kedatangannya ditandai oleh badai guntur yang ganas.

Badai ini paling ganas terjadi di sepanjang Semenanjung Sierra Leone, yaitu ketika awan hitam menyemburkan kilat dengan ganasnya, bergelung-gelung di sepanjang pantai. Badai ini diikuti oleh musim hujan selama 5 bulan, sebelum badai lain yang lebih singkat mengawali musim kemarau.

Harmatan, yaitu angin kering dan panas yang bertiup dari Sahara ke selatan dan mengakibatkan musim kemarau yang akan sangat dirasakan di daerah pedalaman dan daerah utara Sierra Leone.

Saat angin harmatan bergerak ke selatan selama bulan Desember dan Januari, kelembapan menjadi turun dan udara penuh dengan partikel debu. Bulan Maret dan April harmatan berkurang, perlahan-lahan udara menjadi bersih lagi dan mulailah hujan turun.

Ekonomi

Perekonomian Sierra Leone pada dasarnya adalah pertanian, dengan lebih dari 80% penduduknya bekerja di sawah. Tanaman utama negara adalah padi. Hasil bumi lainnya meliputi kopi, cokelat, buah-buahan, singkong, kacang tanah, produk palem, dan kayu.

Industri utamanya meliputi industri pengolahan padi dan tunas kelapa; pemanufakturan rokok, sepatu, pakaian, mebel, semen, dan bir; serta pengalengan ikan.

Mengenai kekayaan mineral, dibandingkan dengan luas wilayahnya yang kecil, bisa dikatakan melimpah. Besi dan rutil, yaitu sejenis oksida titanium yang digunakan dalam pembuatan cat, merupakan bahan ekspor penting.

Namun, berlian merupakan ekspor terpenting. Sierra Leone juga memproduksi emas dan platinum dalam jumlah kecil serta boksit untuk pembuatan aluminium.

Penduduk Sierra Leone

Di Sierra Leone terdapat banyak kelompok suku, tetapi cara hidup mereka pada dasarnya adalah sama. Dua kelompok suku utama di daerah pedalaman adalah Temne, yang lebih dominan di daerah utara dan barat, dan Mende di selatan dan tenggara.

Terdapat juga beberapa kelompok suku yang menyatakan diri sebagai suku Fulani, Limba, Loko, Kono, Yalunka, Koranko, Susu, dan Sherbro. Kelompok suku yang dikenal Sebagai suku Kreol terutama tinggal di daerah Freetown. Terdapat juga orang Libanon dan Suriah dalam jumlah yang kecil

Agama

Sebagian besar orang Sierra Leone adalah penganut kepercayaan animisme. Namun, terdapat Juga banyak orang Islam dan Kristen. Sebagian besar suku Temne dan beberapa suku tetangganya-seperti suku Koranko, Susu, dan Yalunka beragama Islam.

Mereka mulai memeluk agama Islam sejak abad ke-19. Pada waktu itu, suku Fulani, dari daerah yang kini disebut Guinea, menyebarkan agama Islam ke wilayah ini dan melintasi Afrika Barat selama jihad, atau perang suci, melawan orang kafir.

Beberapa orang di Sierra Leone mempercayai Tuhan yang satu yang telah menciptakan bumi, tetapi lalu memilih untuk menarik diri dari kehidupan penduduk sehari-hari.

Kontrol terhadap berbagai kejadian, seperti kelahiran dan kematian, panenan baik atau buruk, sakit atau sehat, diserahkan kepada arwah dan pengaruh leluhur seseorang.

Hukum suci nenek moyang, bersama kepercayaan terhadap kekuatan nenek moyang yang dapat memberi ganjaran dan hukuman, merupakan kekuatan yang paling perkasa untuk memelihara hukum dan ketertiban kehidupan sehari-hari banyak orang.

Sebagian besar penduduk bagian selatan dan tenggara beragama Kristen sebagai akibat berbagai upaya misionaris Eropa selama abad ke-19 dan ke-20. Namun, di setiap desa, seperti halnya di kota metropolitan Freetown, penganut agama yang berbeda-beda itu hidup berdampingan.

Cara Hidup

Sebagian besar orang Sierra Leone di daerah pedalaman adalah petani. Mereka tinggal di rumah yang dibuat dari rangkaian papan yang diisi dengan lumpur dan menutup atapnya dengan rumput sabana, daun palem, anyaman bambu, atau lembaran-lembaran seng.

Bentuk rumah mereka bundar, bujur sangkar, atau persegi panjang, bergantung pada kelompok suku dan daerahnya. Suku Mende lebih suka dengan rumah yang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang, sedangkan suku Temne lebih suka dengan bentuk bundar.

Rumah-rumah ini bergabung ke dalam suatu desa di sepanjang jalan tengah yang lebar. Seringkali, tetangga terdekat masih bersaudara, misalnya paman atau saudara sepupu.

Setiap rumah tangga terdiri atas suami, isteri, anak-anak, dan mungkin kakek atau nenek serta saudara laki-laki atau saudara perempuan yang belum menikah.

Jika sebuah keluarga berada, dia mungkin mempunyai lebih dari seorang isteri. Biasanya dia membangun rumah yang terpisah untuk masing-masing isteri dan anak-anaknya.

Oleh karena itu, rumah tangga di Sierra Leone mungkin memiliki lebih dari satu rumah dan terdiri atas orang-orang yang masih bersaudara. Rasa kesatuan keluarga sangat kuat sama seperti di bagian Afrika lainnya.

Ketika malam tiba, keluarga berkumpul bersama di seputar bara batu bara bekas api untuk masak, sambil meneguk anggur palem dan mendengarkan cerita kepahlawanan dan perburuan masa lalu yang terkenal.

Anggota keluarga juga mendengarkan dongeng-dongeng sederhana seperti, Kelinci Cerdik (Cunnie Rabbit), si pahlawan kerajaan binatang yang pandai.

Para petani di pedesaan menanam padi yang merupakan makanan pokok. Singkong adalah makanan pengganti apabila panenan padi menurun. Dalam bentuk yang dikenal dengan fufu, singkong ini dimakan dengan saus palaver.

Kacang-kacangan, buah-buahan (misalnya jeruk, pisang, nanas), dan sayuran (misalnya okra, tomat, dan buncis) juga tumbuh. Ladang biasanya hanya 2 hektar luasnya, sedangkan hasilnya hanya cukup buat si petani dan keluarganya.

Kadang-kadang sebuah keluarga memiliki kelebihan beras dan buah-buahan untuk dijual di pasar. Dengan begitu, dia mendapatkan cukup uang untuk dapat membeli peralatan pertanian yang lebih baik, atau untuk memasukkan anaknya ke sekolah negeri dengan dibekali buku yang lengkap, atau untuk membeli lappa, yaitu pakaian baru yang berwarna terang untuk menyenangkan isterinya.

Di Sierra Leone terdapat 3 kelompok suku yang hanya mengerjakan pertanian kecil atau tidak bertani sama sekali. Mereka adalah suku Fulani di utara, suku Sherbo di pantai, dan suku Kreol di Freetown dan di desa-desa pegunungan di semenanjung Sierra Leone.

Suku Fulani tinggal di daerah yang jarang penduduknya di sekitar KabaIa-suatu kota di bagian timur laut negeri. Mereka sering berpindah-pindah agar ternak sapi Ndama yang pendek gemuk milik mereka dapat merumput di rimba yang langka.

Di daerah ini, mereka harus berhati-hati agar tidak merusak sawah yang ditanam oleh suku Limba, Yalunka, atau Koranko. Karena suku Fulani tinggal di gubuk-gubuk sementara, mereka hanya membawa harta milik seadanya-panci masak, tempat tidur gantung, dan beberapa pakaian.

Ketika mereka tiba di sebuah desa, mereka menukar daging, susu, dan kejunya dengan beras dan sayuran. Beberapa keluarga suku Fulani telah bergerak jauh ke selatan ketika mereka menjadi suku penggembala di desa-desa suku Temne dan Mende.

Mereka sering memelihara ternak yang banyak untuk kepala sukunya. Seorang pengembara sering menjumpai penggembala Fulani, dengan jubah yang berwarna-warni, menuntun sapinya ke pasar di kota-kota propinsi, atau bahkan ke Freetown.

Suku Sherbo tinggal di desa kecil yang berjubel di sepanjang pantai selatan dan mereka adalah nelayan. Mereka mendayung perahunya sampai jarak tertentu dari pantai sambil menebarkan umpan sekaligus melemparkan jala ke kerumunan ikan.

Kerumunan ikan yang besar biasanya dapat dilihat sedang berenang tepat di bawah permukaan air jernih bagaikan kristal. Para nelayan juga menggunakan jala yang memiliki kantung di tengahnya.

Salah satu ujung jala ini diikatkan di pantai, sedangkan ujung yang lainnya dibawa oleh perahu ke tengah laut yang bergelombang. Nelayan biasanya membentangkan jalanya dua kali, sekali di pagi buta dan sekali lagi menjelang sore hari.

Sewaktu matahari tenggelam perahu mereka kembali ke pantai, setelah kerja keras menangkap ikan seharian, mereka bernyanyi-nyanyi sambil menggerakkan dayungnya.

Para nelayan menyisihkan sebagian ikan tangkapannya sehari itu untuk kebutuhan sendiri tetapi sebagian besar ikan itu segera dijual. Para wanita pedagang ikan berkerumun di pantai menunggu kapal merapat ke pantai.

Para wanita lalu memasukkan ikan segar ke dalam panci emailnya yang besar dan kembali ke Freetown untuk menjual ikan dagangannya.

Orang Kreol merupakan keturunan budak yang telah dibebaskan dari Inggris dan Amerika dan berdiam di Freetown dan daerah sekitarnya. Sebagian besar orang Kreol adalah keturunan para budak yang dibebaskan di tahun 1807 dari kapal budak yang sedang menuju ke Dunia Baru.

Orang Kreol memakai pakaian model Barat, berbahasa Inggris, dan umumnya tinggal di rumah kayu atau rumah tembok yang bertingkat dua mirip rumah di Eropa dan Amerika.

Kehidupan di Freetown Sekarang

Kehidupan tradisional di Sierra Leone kini sedang berubah dengan cepat, khususnya di kota-kota kecil dan besar. Contoh yang baik adalah di kota Freetown.

Pelajar dari berbagai kelompok suku bersekolah di Universitas Sierra Leone. Di pinggir jalan-jalan utama kota terdapat banyak gedung perkantoran yang modern. Di jalan utama lainnya terdapat segerombol rumah orang desa yang baru tiba di kota.

Pasar ikan di Freetown
Suasana Pasar ikan di Freetown

Semua pasar penuh dengan orang yang berbelanja. Para penjaja menjajakan barang dagangannya. Misalnya tempat tidur buaian, keranjang jerami yang berwarna-warni, dan pakaian garra yang dicelup dengan nila lokal secara indah-melalui jalan-jalan ramai.

Para pedagang Eropa, Libanon, dan Kreol mengisi kiosnya dengan barang-barang besi, sepatu, makanan kalengan, perekam pita, dan berbagai barang lain yang menarik para wisatawan.

Kehidupan di kota tampaknya bergema terus sampai larut malam. Orang-orang berjalan di malam hari, mendengarkan musik dari radio Iewat jendela, bergurau dengan teman, dan membeli sepotong shis kebab atau kelapa segar iris di kedai yang disinari lentera.

Ketenangan desa di daerah pedalaman serta perbedaan bahasa dan budaya hilang di dalam gemerlapnya pembangunan Sierra Leone baru dan modern.

Pendidikan

Selama bertahun-tahun, pemerintah dan para pemuka pendidikan telah berjuang mengatasi masalah buta aksara. Bahkan hingga kini baru 15% penduduk dewasa di Sierra Leone yang dapat membaca dan menulis.

Namun, pemerintah telah membuat kemajuan besar di bidang pendidikan. Banyak sekolah dasar didirikan sehingga ratusan ribu siswa kini memiliki pendidikan dasar.

Pemerintah juga sedang membangun lebih banyak lagi gedung sekolah menengah serta memberikan bea siswa kepada siswa yang membutuhkan dan pantas menerimanya.

Lembaga pendidikan yang telah maju dan amat penting adalah Universitas Sierra Leone, yang terdiri atas Perguruan Tinggi Fourah Bay dan Perguruan Tinggi Universitas Njala. Perguruan Tinggi Fourah Bay, yang didirikan pada tahun 1827, adalah lembaga pendidikan tinggi tertua.

Sejarah dan Pemerintahan Sierra Leone

Orang Portugis adalah orang Eropa pertama yang memasuki Sierra Leone. Selama abad ke-15, para pedagang berlayar melintasi pegunungan yang terletak di tepi pantai, lalu mendarat, tetapi mereka tidak bermukim.

Selama 3 abad, orang di sekitar pantai ini diganggu oleh perdagangan budak. Baik pedagang Portugis maupun pedagang Inggris, yang mengikuti para pedagang Portugis, tidak membuat pemukiman tetap di daerah ini.

Di tahun 1787, Granville Sharp, seorang pembebas perbudakan Inggris yang bersemangat dan terkenal, membuat sebuah koloni sebagai tempat tinggal bagi para budak yang telah dibebaskan.

Oleh karena itu, daerah itu lalu dikenal sebagai Propinsi Kebebasan. Sierra Leone berada di bawah kekuasaan Inggris sejak tahun 1787 sampai tahun 1961, saat memperoleh kemerdekaannya.

Milton Margai, yang telah memimpin negara ini hingga memperoleh kemerdekaannya, menjadi perdana menteri pertama. Ketika dia meninggal tahun 1964, dia digantikan oleh abang tirinya, Albert Margai.

Karena pemilihan tahun 1967 diwarnai pertikaian, kaum militer mengambil-alih pemerintahan. Tahun 1968, pemerintah sipil dikembalikan lagi di bawah Siaka Stevens.

Tahun 1971, Sierra Leone menjadi republik yang dipimpin presiden. Tahun 1978 konstitusi baru menetapkan negeri ini berpartai tunggal. Jenderal Joseph Momoh menggantikan Presiden Stevens tahun 1985, namun Stevens tetap menjadi ketua partai Kongres Rakyat Semesta sampai ia meninggal tahun 1988.

Tahun 1990 permasalahan ekonomi mencetuskan tuntutan reformasi politik. Konstitusi baru yang multipartai disahkan tahun 1991 tetapi pemilu ditangguhkan karena perang saudara di Liberia yang meluas ke Siera Leone.

Tahun 1992 Momoh digulingkan oleh para perwira yang mendirikan Dewan Pertahanan Nasional Sementara untuk memerintah negara. Mereka mengatakan lebih memilih kembali ke demokrasi.

Pos terkait