Sungai Rhein sepanjang 1.320 km dari Alpen ke Laut Utara

Sungai Rhein – Puncak Six Madun yang bersalju berketinggian 3.000 meter di atas Swiss selatan. Matahari berkilau di atas air Danau Toma yang membeku, yang terletak lebih dari separuh jalan menuju ke puncak itu, dan membuat gletser yang terletak jauh tampak sebagai kristal putih yang memesonakan.

Dari Danau Toma dan dari Gletser Paradies ini, dua sungai kecil mengalir ke timur melalui jurang berbatu dan lapangan es ke lembah hijau di bawahnya. Di dekat kota Reichenau kedua sungai tersebut bersatu membentuk Sungai Rhein, sebuah sungai besar yang dengan perjalanannya sejauh 1.320 km dari Alpen ke Laut Utara, tidak saja mengaliri 6 negara, melainkan juga mengaliri setiap negara di Eropa.

peta Sungai Rhein

Kunjungi Sungai Rhein di google map

Asal mula aliran Sungai Rhein

Melalui Reichenau, Rhein membelok ke timurlaut membentuk perbatasan antara Swiss dan Liechtenstein serta Swiss dan Austria. Di Bregenz, Austria, sungai memasuki Danau Constance.

Dengan dikelilingi oleh kota-kota kecil dan desa-desa yang indah, danau yang cantik ini menarik banyak wisatawan dari seluruh dunia. Danau ini juga bertindak sebagai pengendali alam bagi Sungai Rhein. Karena luas dan dalam, maka danau itu mampu memperlambat deras dan laju aliran sungai dan kadang-kadang mencegah sungai itu meluap.

Setelah meninggalkan Danau Constance, Sungai Rhein segera mengumpulkan tenaganya kembali. Di bawah Schaffhausen, Swiss, aliran sungai jatuh dari ketinggian 20 m membentuk air terjun yang menakjubkan, yang kadangkadang disebut Niagara Eropa. Air terjun ini menyediakan listrik tenaga air bagi rumah-rumah di Swiss dan Jerman Barat serta berbagai industri di sekitarnya.

Basel, Swiss merupakan kota besar pertama yang dilalui oleh Sungai Rhein. Sungai ini mendukung perkembangan industri di Basel dan pertumbuhan kota itu sebagai pelabuhan, karena di kota inilah sungai pertama-tama dapat dilayari.

Dari Basel, sungai mengalir ke utara membentuk perbatasan antara Prancis dan Jerman Barat. Bagian ini merupakan salah satu batas Kekaisaran Romawi dan telah menjadi arena dalam setiap perang besar Eropa.

Masih dalam alirannya ke utara, sepanjang jalur yang diluruskan dan diperdalam pada abad ke-19, sungai mencapai Strasbourg, persimpangan jalan perdagangan dan industri Prancis. KapaI-kapal keluar dari pelabuhannya yang menghubungkan Sungai Rhein dengan sungai-sungai yang lebih besar di Prancis, dan akhirnya dengan perbatasan Atlantik dan Laut Tengah Prancis.

Kira-kira 80 km ke bagian hilir di Strasbourg Sungai Rhein mengalir memasuki Jerman melewati kota-kota industri besar seperti Karlsruhe, Mannheim, dan Ludwigshafen.

Selanjutnya Sungai Rhein mengalir melewati kebun-kebun anggur yang telah ada sejak zaman Romawi hingga kini. Dewasa ini nama-nama beberapa kota kecil di tepi sungai ini menjadi terkenal di mana-mana karena ekspor anggur putihnya yang bermutu tinggi.

Sungai Rhein sungai legendaris

Dekat Wiesbaden, pada sisi timur sungai, terdapat desa yang disebut Winkel, kosakata bahasa Jerman yang berarti ”sudut”. Sungai memutar mengelilingi desa memasuki daerah yang sangat indah.

Dengan mengalir ke barat melalui daerah yang disebut Rheingau, Sungai Rhein menjadi sungai legendaris yang romantik yang menimbulkan inspirasi bagi penyair dan pengarang. Kebun anggur keemasan menempel pada kedua tepi sungai yang berlereng curam.

Di puncak bukit dan di kepulauan di tengah-tengah sungai, terdapat reruntuhan kastel tempat tinggal para baron pada abad pertengahan yang selalu menarik pajak yang tinggi dari pedagang yang melewati sungai mereka.

Sungai meninggalkan Rheingau di Rudesheim dan membelok ke utara lagi, melalui Coblenz. Berbagai kapal dan tongkang mempunyai pengemudi khusus untuk mengemudikannya melalui bagian Sungai Rhein yang berbahaya, dengan pusaran air dan celahnya yang sempit.

Bahaya yang terdapat di bagian sungai ini mengilhami legenda Lorelei, seorang gadis cantik yang duduk di atas sebuah batu, menyanyi dengan merdu, dan memikat para pelayar sehingga menimbulkan malapetaka bagi mereka.

Ia diabadikan dalam bentuk puisi oleh penyair Jerman Heinrich Heine. Dikatakan bahwa timbunan harta karun Nibelungs adalah suatu keluarga legendaris dalam mitologi Norse dan Jerman yang dipentaskan dalam opera Ring (Cincin) ciptaan Richard Wagner terkubur di bawah kaki batu Lorelei.

Di Coblenz, tempat sungai itu bertemu dengan anak sungainya yang terpanjang, yaitu Sungai Moselle, Sungai Rhein meninggalkan lahan legenda tersebut. Segera sungai mencapai Bonn, kota kelahiran komposer terbesar Ludwig van Beethoven dan kini merupakan ibu kota Republik Federal Jerman.

Makin jauh ke hilir di Cologne, terdapat puncak menara kembar pada katedral Gotik besar yang mendominasi pemandangan alam.

Munculnya kembali daerah Industri Rhein

Setelah melintasi Cologne, sungai besar yang tenang ini memasuki daerah Ruhr, yang terkenal dengan tambang batubara, pengecoran besi, tanur tinggi, dan pabrik pengecoran bajanya.

Industri berat di daerah Ruhr bergantung kepada Sungai Rhein sebagai jalan utama untuk pengiriman bahan mentah dan untuk mengekspor berbagai produk jadi.

Kota kosmopolitan Dijsseldorf yang sibuk dan pelabuhan raya pedalaman Duisburg (terbesar di Eropa Barat) merupakan simbol kemunculan kembali ekonomi daerah Ruhr dan Jerman Barat setelah Perang Dunia II.

Saat meninggalkan daerah Ruhr, Sungai Rhein mulai mengalir ke barat, seakan-akan tertarik oleh laut. Hampir di setiap tempat yang dialirinya menunjukkan ciri khas setiap negara yang dilaluinya, maka saat sungai itu memasuki perbatasan Negeri Belanda dekat Emmerich, ia menjadi sungai Belanda.

Di negeri datar dan rendah-yang sebagian besar daerahnya terletak di bawah paras laut atau merupakan daerah yang diklaim dari laut ini, Sungai Rhein bercabang-cabang ke dalam delta yang luas.

Badan sungai yang terakhir, sepanjang 26 km, merupakan terusan buatan manusia yang disebut Nieuwe Waterweg (Kanal Baru), yang memanjang dari Rotterdam ke Laut Utara. Melalui kanal ini, kapal-kapal dengan bendera berbagai bangsa membawa barang-barangnya ke pelabuhan Rotterdam.

Setiap kapal dan tongkang meninggalkan dok Rotterdam untuk mulai berlayar ke hulu, peluit mereka akan berbunyi 3 kali. Secara tradisional, hal ini berarti ”Dengan nama Tuhan, selamatlah pelayaran” di salah satu sungai perdagangan yang terpenting di dunia, yaitu Sungai Rhein.

Diulas oleh:
INCEBORC GODENSCHWECER, Pusat Informasi Jerman, New York
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait