Vietnam negara selamat dari penjajahan Cina

Penaklukan memainkan peran penting dalam kehidupan rakyat Vietnam selama lebih dari 2.000 tahun. Secara bergantian mereka menaklukkan bangsa lain dan ditaklukkan oleh bangsa asing. Namun, ada perbedaan pada akibat kekalahan bagi korban dan bagi negeri ini sendiri, beda yang mencerminkan semangat tak mau menyerah rakyat Vietnam.

Bangsa yang dikalahkan oleh Vietnam, tanpa kecuali, menurun dalam jumlah, daya tahan, dan kepentingannya setelah penaklukan.

Namun, bangsa ini selamat dari pemerintahan penjajahan Cina selama 1.000 tahun, yang dimulai sejak 100 tahun sebelum Masehi, dari imperialisme baik Prancis maupun Jepang pada abad ke-19 dan ke-20, dan paling belakangan ini, perang yang melibatkan Amerika Serikat yang angkatan perangnya kuat sekali.

Sebagai akibat dari konflik terakhir ini, secara militer jika bukan secara ekonomi, Vietnam menjadi lebih kuat ketimbang sebelumnya dalam sejarah negeri itu.

Memang, tidak lama setelah perang, Vietnam sendiri kembali menjadi penyerbu dan menduduki negara tetangganya yang lebih lemah, yaitu Kampuchea.

Geografi Vietnam

Selama masa pemerintahan oleh Prancis yang berakhir pada tahun 1954, Vietnam merupakan bagian sebuah kerangka politik penjajahan yang disebut Indocina Prancis.

Nama ”Indocina” adalah sebuah istilah geo kultural mencerminkan kebenaran lokasinya, yaitu di antara India dan Cina, dua negeri besar Asia yang mempengaruhi baik budaya maupun politik negara yang terletak di antara keduanya.

Seluruh daratan Asia Tenggara, yang berbentuk semenanjung, juga dikenal secara geografis sebagai semenanjung Indocina. Cina memiliki pengaruh terbesar atas Vietnam, tetapi bangsa Campa dan Kampuchea, yang berdiam di negeri ini bagian tengah dan selatan sebelum bangsa ini, amat dipengaruhi oleh India.

Sewaktu bangsa ini pindah ke selatan dari Vietnam utara tempat tinggal pertamanya di Asia Tenggara menyerap seluruh atau sebagian dari bangsa ini dan memperoleh dari mereka ciri budaya yang berasal dari India.

Geografi merupakan faktor penting pada perkembangan sebuah negeri. Sebab utama bagi lebih besarnya pengaruh Cina atas Vietnam adalah kenyataan bahwa bangsa Vietnam mempunyai perbatasan bersama di sebelah utara dengan Cina.

Kampuchea dan Laos adalah tetangga negara itu di sebelah barat, sedangkan air Laut Cina Selatan dan Teluk Siam membasuh pantai Vietnam di sebelah timur dan selatan.

Dengan letaknya di sudut tenggara paling ujung daratan Asia yang besar, Vietnam merupakan negeri pantai dengan lebih kurang 3.450 km garis pantai.

Karena keterbukaan geografis sebagai akibat dari garis pantai ini, Prancis memasuki negeri ini pada abad ke-19, dengan harapan dapat menggunakannya sebagai pangkalan untuk menyerbu Cina dari sebelah selatan.

Jepang, pada bulan Desember 1941, memanfaatkan kehadirannya di Vietnam selatan untuk menyerang Filipina, Singapura, dan Indonesia.

Petani Vietnam seringkali digambarkan sedang memikul dua bakul beras-makanan utama yang berimbang pada kedua ujung pikulan bambu. Bentuk fisik negeri itu, sesuai benar dengan gambar tersebut.

Delta Sungai Merah utara, yaitu salah satu kawasan yang berpenduduk paling padat di dunia, merupakan salah satu bakul itu, sedangkan delta Sungai Mekong besar, yang mengalir lewat Kampuchea memasuki Vietnam Selatan, adalah bakul yang lain.

Lahan pertanian delta selatan adalah sumber ekonomi terpenting negeri itu. Namun, lebih dari dua pertiga negeri itu terdiri atas gunung dan plato tinggi. Hutan kayu besi tropis merupakan sebagian yang meliputi dataran itu.

Jalur sempit lahan pantai tengah yang menghubungkan kedua daerah delta yang membentuk mangkuk beras tradisional sebelah selatan dan koridor Hanoi-Haiphong yang lebih padat di sebelah utara-menyerupai pikulan tempat kedua bakul terikat berimbang.

Namun, sebenarnya keseimbangan itu tidak pas benar. Dua masalah dihadapi negeri itu, yaitu kegagalan produksi padi selama Perang Vietnam yang menghalangi selatan untuk mencapai tingkat produksi sebelum perang dan pertumbuhan penduduk yang tak terkendali di bagian utara sehingga terjadi kekurangan pangan.

Kepadatan penduduk di wilayah yang paling padat di delta Sungai Merah di utara adalah lebih dari 1.000 jiwa per km2. Tidak ada wilayah di bumi ini yang penduduknya lebih padat.

Peta wilayah Vietnam

Kunjungi Peta Vietnam atau di Google map

Iklim

Seperti wilayah Asia Tenggara lainnya, Vietnam mempunyai dua musim, yaitu penghujan dan kemarau. Musim kemarau berlangsung dari bulan November hingga April, sedangkan musim penghujan mulai pada bulan April dan berlangsung hingga bulan Oktober.

Curah hujan selama musim ini dapat selebat 183 cm baik di ibu kota Hanoi maupun di Kota Ho Chi Minh (dahulu Saigon). Suhu di daerah selatan Iebih sedang dan ajek sepanjang tahun (dengan rata-rata 28°C), sedangkan suhu rata-rata di utara sekitar 30°C. Kedua wilayah negeri itu mungkin mengalami suhu di atas 38°C di musim penghujan.

Penduduk

Bangsa Vietnam, rakyat yang suka bekerja keras dan panjang akal, merupakan lebih dari 85% penduduk negeri itu, yang jumlahnya kedua terbesar di Asia Tenggara.

Minoritas tunggal terbesar bangsa itu adalah kelompok Cina, yang merupakan 4% penduduk Vietnam dan mayoritas tinggal di kota perdagangan Cholon, kota kembar Kota Ho Chi Minh di sebelah selatan.

Di sana diam sejumlah kecil suku Kampuchea (Khmer) dan Campa, suku bangsa yang mendiami wilayah selatan dan tengah sebelum kedatangan bangsa Vietnam.

Suku yang secara kolektif lebih banyak ketimbang salah satu kelompok ini adalah suku montagnard (orang bukit) wilayah utara dan tengah seperti suku Muong, Neo, dan Thai yang secara material kurang maju daripada mayoritas penduduk Vietnam.

Agama

Agama yang dipeluk secara luas adalah Budha Mahayana (Wahana Agung), yang memasuki negeri itu lewat Cina dan merupakan tandingan Budha Hinayana Hindu di Kampuchea, Laos, Thailand, dan Myanmar.

Katolik Roma dipeluk secara luas di Vietnam Selatan sebelum kemenangan komunis pada tahun 1975 dan orang Kristen ini termasuk di antara para pengungsi yang meninggalkan negeri itu pada akhir perang.

Juga didapati Kongfucuisme, Taoisme, dan sekte pribumi yang menggabungkan berbagai unsur agama yang lebih besar. Banyak penduduk negeri itu, terutama minoritas di dataran tinggi, memeluk animisme (penyembahan roh).

Agama tidak digalakkan oleh pemerintah komunis, tetapi tetap kuat walaupun tidak demikian halnya di antara para angkatan muda. Hal ini terjadi khususnya di sebelah utara, yang telah lebih lama diperintah oleh komunis.

Cara Hidup

Tepat seperti pemerintahan penjajah Prancis yang melenyapkan gaya hidup tradisional bangsa Vietnam, maka perang yang berkesinambungan selama hampir 30 tahun (1946-1975) mempunyai akibat yang membinasakan.

”Zone ekonomi” baru, tempat banyak orang Vietnam Selatan anti komunis dikirim setelah perang, menyaksikan kehancuran keluarga dan hubungan sosial lain.

Namun, beberapa perkembangan pada tahun 1980-an menunjukkan bahwa pemerintah bersedia mengendurkan kendali atas ekonomi pedesaan yang diawasi oleh komunis jika hal itu akan memperbesar produksi pertanian.

Petani diizinkan menjual kelebihan padi, buah, dan sayuran secara pribadi dan menggunakan persentase tanah yang mereka kerjakan sekira mereka menginginkan untuk kepentingan mereka sendiri.

Banyak aspek cara hidup bangsa Vietnam tidak berubah sepanjang tahun-tahun perselisihan dan pemulihan, menu utama nasi dan ikan, rumah bambu dan lumpur di pedusunan, kostum model piama dan caping petani padi, serta pendayagunaan tenaga kerbau.

Lebih dari satu dasawarsa setelah berakhirnya Perang Vietnam, pakaian gaya Barat dan langkah hidup yang lebih santai masih tampak di sebelah selatan, yaitu di Kota Ho Chi Minh.

Bahasa

Bahasa Vietnam tersusun atas kata-kata silabel tunggal yang tidak berubah. Namun, kata yang sama itu dapat mempunyai arti berlainan, jika dilafalkan dengan tingkat nada yang berlainan.

Walaupun bahasa Vietnam telah diperkaya oleh banyak istilah kesusastraan, filsafat, dan teknik Cina, pada dasarnya bahasa itu tidak serumpun dengan bahasa Cina. Huruf lambang, atau tulisan Cina semula digunakan dalam bahasa Vietnam tulis.

Namun, huruf itu kini tidak digunakan lagi setelah misi Portugal dan Prancis menemukan-“quoc-ngu, suatu sistem penggunaan huruf Roma untuk menulis bahasa Vietnam pada abad ke-17.

Karena pembauran suku bangsa, maka banyak bahasa lain dituturkan di negeri ini meskipun bahasa merupakan bahasa resmi, dituturkan oleh 9 dari 10 orang Vietnam.

Bahasa Prancis, bahasa zaman kolonial Indocina Prancis, masih digunakan cukup luas di antara golongan atas tua (seperti bahasa Inggris di selatan, tempat kehadiran kaum militer dan politik Amerika dalam jumlah besar antara tahun 1954 dan 1975).

Kelompok Cina berbicara dalam berbagai dialek Cina, sedangkan bahasa sejenis Mon-Khmer dan Malayo-Polinesia berpengaruh di wilayah yang secara relatif bersifat lokal, tempat bermukimnya kelompok minoritas yang menggunakan bahasa itu. Tingkat melek huruf tinggi, yaitu sekitar 78%, terutama di antara bangsa Vietnam dan Cina.

Kota Utama

Kota terbesar Vietnam, yang dahulu adalah ibu kota bagian selatan negeri itu, dinamakan Kota Ho Chi Minh, demi melestarikan nama pemimpin komunis yang meninggal pada tahun 1969.

Ho Chi Minh

Kota yang dahulu disebut Saigon itu merupakan bandar utama dari pusat keuangan dan industri di sebelah selatan. Wilayah metropolitan meliputi kota kembar Cholon, yang menangani banyak pemanufakturan di sebelah selatan.

Cholontempat yang dahulu banyak dihuni oleh imigran Cina kini berpenampilan lebih tradisional. Kota Hi CHIM-inh tampak jauh lebih kosmopolitan, dengan banyak gedung bergaya Eropa dan jalan yang lebar.

Setelah berada di bawah pengawasan Prancis pada pertengahan abad ke-19 kota itu tumbuh cepat. Penduduk juga bertambah banyak selama perang karena orang dari pedusunan mengungsi ke kota.

Danang

Danang, kota terbesar kedua di wilayah selatan, mempunyai fasilitas bandar yang menjadikannya penting di negeri itu. Selama perang, bandar itu menjadi pangkalan angkatan udara dan instalasi militer besar yang lain, Hue terletak 80 km dari lintang utara ke-17 dan dahulu terletak di antara Vietnam Utara dan Vietnam Selatan merupakan kota besar berikutnya di selatan.

Hue adalah ibu kota kerajaan tua Vietnam dan merupakan pusat ilmu pengetahuan dan budaya tradisional. Pada tahun 1968 banyak bagian kota ini rusak, karena pertempuran.

Reruntuhan makam para Kaisar Nguyen di Hue Vietnam
Reruntuhan makam para Kaisar Nguyen di Hue Vietnam

Hanoi

Hanoi, bekas ibu kota bagian utara negeri itu dan ibu kota negara setelah kedua bagian dipersatukan, merupakan kota terbesar kedua Vietnam.

Kota itu terletak di delta Sungai Merah. Di bawah pemerintah komunis, Hanoi diindustrialisasikan secara cepat sehingga pada pertengahan tahun 1960-an sebagian besar industri dan penduduknya terpaksa diungsikan karena pengeboman udara selama perang.

Haiphong merupakan kota industri yang juga bertindak sebagai bandar Hanoi, merupakan depot sediaan utama selama tahun-tahun perang.

Ekonomi Vietnam

Vietnam merupakan salah satu negeri yang termiskin di dunia, sebagai akibat cedera berat karena bertahun-tahun melakukan perlawanan dan perang nasional antara tahun 1940 dan 1975.

Perang anti penjajahan melawan Prancis (1946-1954) mencegah pembangunan kembali ekonomi setelah pendudukan Jepang yang menguras tenaga selama Perang Dunia II.

Pengeboman Amerika menghancurkan sebagian besar fasilitas industri di utara selama Perang Vietnam (1959-1975), sedangkan gerilya komunis Vietkong menghancurkan sebagian besar lahan pertanian dengan tanaman padi yang kaya di selatan selama masa yang sama.

Kemudian, dengan pendapatan hanya US$ 160/kapita/tahun, para pemimpin Vietnam memasang sasaran politik mendahului pertimbangan ekonomis dan menyerbu tetangganya Kampuchea pada tahun 1978 sehingga menambah biaya bagi menopang tentara pendudukan pada tanggung jawab finansial pemerintah yang memang sudah berat.

Yang menyedihkan adalah kenyataan bahwa Vietnam sebenarnya merupakan salah satu lahan terkaya di Asia Tenggara dalam sumber alam, sedangkan bagian utara negeri itu dahulu merupakan wilayah yang paling berkembang dipandang dari sudut industri sebelum Perang Dunia II.

Sebelum tahun 1940 surplus besar beras di sebelah selatan, yang secara relatif berpenduduk sedikit, dikapalkan ke utara guna mencukupi kekurangan kronis makanan di kawasan yang berpenduduk padat itu.

Batubara, besi, dan sumber mineral lain terdapat di sebelah utara dalam jumlah yang lebih besar ketimbang di mana saja di Asia Tenggara, sedangkan industrialisasi di bagian negeri ini yang bergantung pada sumber sejenis itu serta penduduk yang serba kerja keras membesar di bawah pemerintahan Prancis.

Pembuatan kapal merupakan industri penting di utara, yang juga mempunyai pabrik baja, pabrik perkakas besar, dan fasilitas manufaktur lain.

Dibandingkan dengan Korea Selatan atau Malaysia, misalnya, ekonomi Vietnam sebelum Perang Dunia II jauh lebih berkembang. Kedua negeri ini, juga Taiwan dan Thailand, serta Singapura dan Hongkong, sejak usai PD ll telah melampaui negeri ini dalam kemajuan dan pertumbuhan ekonomi.

Ekonomi Vietnam kini hanya berada sedikit di atas ekonomi ketiga negeri yang paling kurang modern di Asia Tenggara, yaitu Myanmar, Kampuchea, dan Laos.

Ketika kaum komunis berkuasa pada tahun 1975, mereka berupaya memperluas sistem ekonomi Marxis mereka ke bagian selatan yang dahulu menganut sistem ekonomi bebas dan sekaligus memulihkan bagian utara yang binasa oleh bom, tugas yang sampai kini masih belum selesai.

Produksi tekstil, sepeda, dan barang kertas yang direncanakan untuk diperluas dimaksudkan guna mendapatkan devisa yang diperlukan untuk membeli perlengkapan pokok dan teknologi untuk mengoperasikannya serta mengurangi kebergantungan Vietnam pada bantuan asing yang mengikat dari Uni Soviet.

Mungkin satu-satunya kelemahan terpenting ekonomi Vietnam pada dasawarsa setelah perang adalah tidak memadainya sistem pengangkutan dan komunikasi di negeri itu.

Pemerintahan Vietnam

Pemerintahan Vietnam merupakan ciri pemerintahan komunis yang mengikuti contoh pemerintahan Uni Soviet. Badan legislatif adalah bikameral dan terdiri atas Majelis Nasional dan Dewan Negara.

Di dalam cabang eksekutif terdapat perdana menteri, yang mengepalai Dewan Menteri (kabinet), yang-menurut konstitusi tahun 1980-an bertanggung jawab kepada Majelis Nasional.

Anggota Majelis dipilih oleh suara orang dewasa secara umum dan bermasa tugas 5 tahun, tetapi dalam pemilihan umum tidak diajukan calon oposisi. Dewan Negara merupakan badan yang lebih kecil dan dipimpin oleh ketuanya sendiri.

Perdana menteri adalah kepala pemerintahan, sedangkan peran ketua Dewan Negara dalam teorinya serupa dengan lambang kepresidenan di negeri yang mempunyai perdana menteri dan presiden, seperti India dan Italia.

Sebenarnya keanggotaan Dewan Negara ini bertumpang tindih dengan kepemimpinan politik, yang terdiri atas Politbiro gaya Soviet dan Sekretariat Partai Komunis Vietnam, yang memonopoli kekuasaan di negeri itu.

Oleh karena itu, Dewan Negara merupakan badan politik yang lebih penting ketimbang Dewan Menteri ataupun Majelis Nasional. Namun, Dewan Negara amat berkuasa karena peran serta anggotanya yang juga anggota Politbiro dan Sekretariat.

Seperti banyak negeri lain yang baru merdeka, pada perempat abad pertama pasca penjajahan, Vietnam diperintah oleh kaum pria dan wanita yang bertempur dalam perang kemerdekaan melawan Prancis (1946-1954) dan perang bagi penyatuan yang melibatkan Amerika Serikat (1959-1975).

Selama lebih dari 30 tahun setelah akhir kekuasaan Prancis pada tahun 1954, kelompok kecil orang yang sama itu, yang lahir pada tahun-tahun awal abad ke-20, memerintah negeri itu sebagai perdana menteri, ketua Dewan Negara, dan sekretaris jenderal Partai Komunis.

Yang terkemuka di antara mereka adalah Ho Chi Minh. Pengaruh relatif mereka lebih kurang sepadan walaupun pengaruh itu kadang-kadang secara sederhana bergeser.

Namun, dukungan bagi mereka dari sekitar 1.000.000 anggota partai itu datang karena kepemimpinan revolusioner mereka yang bertahun-tahun dan tidak tersedianya generasi penerus.

Pemimpin muda baru bermunculan menjelang pertengahan tahun 1980-an dan Vietnam, dalam satu setengah dasawarsa terakhir abad ini, mengharap terjadinya pergantian kepada kepemimpinan baru.

Sejarah Vietnam

Penduduk asli bagian pusat dan timur daratan Asia Tenggara mula-mula adalah suku Melayu, yang sekarang merupakan mayoritas penduduk Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Sekitar abad ke-4 sebelum Masehi suku ini dan suku lain didesak ke selatan dan baratdaya sehingga bangsa ini yang tempat tinggal sebelumnya berada dekat Kanton di Cina masa kini, pindah ke wilayah delta Sungai Merah di Vietnam utara.

Kepindahan bangsa Vietnam ke selatan disebabkan oleh desakan bangsa Cina, yang berlanjut setelah migrasi. Ketika bangsa Cina mencoba memerintah bangsa ini secara tidak langsung, bangsa ini memiliki rakyat yang amat cinta kemerdekaan dan menentang keras dominasi itu.

Alih-alih mengurangi upayanya untuk mengawasi, bangsa Cina bahkan mengambil alih pertanggungjawaban untuk memerintah Vietnam secara langsung dengan menggabungkan negeri itu ke dalam kekaisarannya.

Penjajahan Cina atas Vietnam berlangsung dari tahun 111 sebelum Masehi hingga tahun 939. Pada tahun 939 bangsa ini mampu membebaskan diri dari penjajahan Cina, tetapi penjajahan terjadi lagi pada awal abad ke15.

Pada tahun 1427 di bawah pimpinan pahlawan Le Loi, Vietnam merebut lagi kemerdekaannya dari kekuasaan kekaisaran Cina. Walaupun begitu besar kebencian mereka pada bangsa Cina, bangsa Vietnam terpengaruh oleh kontak yang begitu lama dengan budaya Cina.

Bangsa Vietnam meminjam begitu banyak dari agama, filsafat, bahasa, seni, pakaian, makanan, dan organisasi politik Cina sehingga orang asing menyatakan negeri yang kemudian merdeka itu sebagai ”Cina kecil”.

Selama abad ke-20, lawan politik komunis Vietnam menuduh bahwa kaum komunis adalah boneka Cina. Pernyataan demikian berlawanan dengan sejarah negeri itu. Pada hakikatnya, menurut sejarah, Cina merupakan musuh bebuyutan, seperti telah dicamkan dalam nyanyian rakyat dan legenda.

Jika bangsa Cina merupakan musuh di sebelah utara yang telah berkali-kali berusaha tanpa hasil menaklukkan negeri itu bangsa Vietnam sendiri tak henti-hentinya mendesak ke selatan atas pengorbanan bangsa lain.

Kerajaan Campa di Vietnam tengah telah dikalahkan dan bangsa Campa yang ditaklukkan itu menjadi suku minoritas yang tidak mempunyai hak kemasyarakatan sepenuhnya dalam negara yang lebih besar.

Begitu juga, bangsa Kampuchea (Khmer), yang kekaisarannya dahulu membentang dari Birma ke pantai Asia Tenggara, tidak dapat bertahan terhadap bangsa Vietnam yang lebih kuat dan dipaksa mengadakan perjanjian sehingga menjadi negara yang jauh lebih kecil.

Hal ini menjadikan bangsa Kampuchea minoritas yang miskin dalam perjalanan mundur mereka dari kawasan Delta Mekong karena terdesak oleh perkembangan bangsa Vietnam.

Musuh baru muncul pada abad ke19. Prancis menyerbu Vietnam pada tahun 1858 dan memperteguh kendalinya menjelang tahun 1883. Prancis masih tetap memerintah wilayah ini hingga tahun 1954 walaupun Jepang menguasai negeri itu antara tahun 1940 dan 1945.

Perlawanan terhadap Jepang ditangani secara tunggal oleh organisasi politik Viet Minh yang dikepalai oleh nasionalis komunis Ho Chi Minh. Setelah perang, Viet Minh juga memimpin revolusi nasional terhadap Prancis yang telah memulihkan kekuasaanya melalui pertempuran yang bertitik puncak dengan dikalahkannya Prancis di Dienbienphu.

Pada tahun 1954 dicapai penyelesaian dengan Prancis sehingga menghasilkan pembagian Vietnam menjadi Utara dan Selatan pada garis lintang utara ke-17.

Kaum komunis menguasai bagian utara, sedangkan Amerika Serikat berpihak kepada bagian selatan yang anti komunis dan para pemimpinnya menolak menyetujui pemilihan umum yang telah dijadwalkan pada tahun 1956 dan diperkirakan akan diikuti oleh penyatuan kembali negeri tersebut.

Perang Vietnam

Para pemimpin komunis utara merasa bahwa kaum komunis dirintangi upayanya untuk memperoleh kemenangan pasti dalam pemilihan. Perang antara selatan dan utara mulai benar-benar menjadi perang saudara pada tahun 1959.

Kelak, kekuatan dunia lain membantu masing-masing pihak, khususnya Amerika Serikat. Perang memuncak dengan kemenangan militer kaum komunis pada tahun 1975, dengan mempersatukan negeri itu di bawah perintah kepemimpinan politik utara.

Baik peran serta lebih dari 500.000 serdadu Amerika setiap tahun di pihak kaum antikomunis sewaktu memuncaknya perang maupun pengeboman utara oleh Amerika Serikat tetap tidak dapat membalikkan arus kemenangan kepada pihak Pemerintah Vietnam Selatan.

Kaum komunis memenangkan perang karena mereka memperoleh dukungan mayoritas petani dan karena dapat meyakinkan penduduk bahwa mereka bertempur bagi kemerdekaan Vietnam.

Pada tahun 1968, perundingan perdamaian antara Amerika Serikat dan Vietnam Utara dimulai di Paris. Perundingan kemudian diperluas dengan memasukkan perwakilan Vietkong dan Pemerintah Vietnam Selatan.

Pada tahun 1969 Amerika Serikat mengumumkan kebijakan penarikan kembali secara berangsur-angsur angkatan perangnya dari Vietnam. Persetujuan gencatan senjata ditandatangani di Paris pada tahun 1973, tetapi perang terus berlanjut.

Pada tahun 1975, pasukan Vietnam Utara melancarkan serangan baru dan, pada musim semi tahun 1975, Pemerintah Selatan menyerah. Pada tanggal 2 Juli 1976, dinyatakan sebagai sebuah negara kesatuan dengan nama Republik Sosialis Vietnam.

Masa Pasca Perang

Vietnam keluar dari perang dengan angkatan perang yang paling besar dan paling berpengalaman perang di Asia Tenggara. Dengan perginya musuh asing, bangsa ini segera bergerak memerangi tetangganya (yang lebih lemah) Kampuchea yang wilayahnya yang paling timur telah diserap sebelum menjadi jajahan Prancis.

Pada tahun 1979, Vietnam mendirikan pemerintah boneka di ibu kota Kampuchea Phnompenh. Bangsa ini juga bersekutu dengan negara komunis terbesar yaitu Uni Soviet, sehingga bersamaan dengan penyerbuan Vietnam ke Kampuchea, menyebabkan Cina bergerak ke selatan menyeberangi perbatasan untuk sementara pada tahun 1979.

Pemerintahan kolonial Prancis hanya menyela persaingan wilayah yang historis itu. Dengan perginya orang Eropa, bangsa Vietnam dan Cina bertempur lagi dan, sekali lagi, Vietnam berkembang atas kerugian tetangganya yang lemah Kampuchea.

Diulas oleh: RICHARD BUTWELL, Universitas Negeri Kalifornia, Bukit Dominguez
Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait