Zambia negara kaya di Afrika Selatan Tengah

Sekarang ini Kabwe merupakan pusat pertambangan modern di Zambia, lengkap dengan suasana abad ke-20. Akan tetapi, 50.000 tahun yang silam, di sebuah gua di dekat Kabwe, boleh jadi terlihat adegan seperti berikut ini.

Kala itu hujan sedang turun dan udara dingin menusuk tulang. Akan tetapi, di dalam gua itu udara hangat. Mereka mendengarkan gemercik air hujan sambil saling berdesakan di sekeliling api unggun.

Orang-orang yang tangguh ini telah belajar memanfaatkan salah satu sumber terbesar yang dimiliki manusia, yaitu api. Api merupakan perkakas baru yang harus dikuasai dan selanjutnya dimanfaatkan manusia untuk menguasai lingkungannya.

Dari bekas-bekas kehidupan yang mereka tinggalkan tidak hanya di Kabwe, yang ditemukan pada tahun 1921, tetapi juga di Air Terjun Kalambo, di Lembah Gwembe, dan di sekitar Kalomo, kita ketahui bahwa sekian banyak generasi manusia Zaman Batu telah berkemah di wilayah tersebut. Mereka itu adalah nenek moyang manusia modern di Afrika.

Geografi Zambia

Republik Zambia, negeri yang sangat kaya dengan sumber alam ini, terletak di Afrika selatan tengah. Negeri yang tanpa perairan laut ini di sebelah utara berbatasan dengan Republik Zaire dan Tanzania, di sebelah timur dengan Malawi, di sebelah selatan dengan Mozambik, Zimbabwe, dan Namibia (Afrika Baratdaya) dan di sebelah barat dengan Angola.

Zambia mencakup wilayah seluas 752.614 km2. Kebanyakan kota di negeri ini tidak begitu besar. Kota utamanya adalah Lusaka, Kitwe, Ndola, Chingola, Luanshya, Kabwe (dahulu, Broken Hill), dan Livingstone. lbu kotanya, Lusaka, adalah kota terbesar serta pusat perdagangan dan transportasi.

Kawasan perdagangan utamanya penuh dengan berbagai bangunan modern, lalu lintas yang sibuk, dan perempatan yang ramai pada jam-jam paling sibuk.

Sebagian besar wilayah Zambia berupa dataran tinggi yang bergelombang dengan ketinggian 900-1.500 m di atas paras laut dan tanah yang cukup subur untuk pertanian di berbagai daerah.

peta wilayah Zambia

Kunjungi Peta Zambia atau di google map

Salah satu kawasan tersebut, yakni yang disebut Tanah Tinggi Timur, tingginya rata-rata 1800 m di atas paras laut. Titik tertinggi kira-kira 2.100 m, terletak di Pegunungan Muchinga.

Iklim Zambia

Meskipun Zambia terletak di daerah tropis, negeri ini mempunyai suhu rata-rata yang lebih sejuk dibandingkan dengan berbagai bagian lainnya di Afrika khatulistiwa. Hal ini disebabkan oleh platonya yang pada umumnya tinggi.

Musim dingin, yakni musim kering yang sejuk berlangsung dari bulan April sampai Agustus. Musim panas yang hangat dan lembap berlangsung dari bulan September sampai Maret. Curah hujan per tahun adalah 130 cm atau lebih di sebelah utara negeri ini, tetapi menurun sampai 50-80 cm di sebelah selatan.

Penduduk Zambia

Berbagai bangsa telah melintasi wilayah perbukitan dan dataran tinggi Zambia. Di zaman dahulu datanglah orang Pigmi yang berburu hewan dan memetik buah-buahan dan padi-padian di daerah tersebut.

Kemudian, yakni pada abad ke-13, muncul kelompok yang lebih besar dan lebih bagus tata organisasinya, yaitu orang Bantu. Istilah Bantu merupakan istilah linguistik dan mencakup semua penduduk yang tinggal di sebelah timur dan selatan

Nigeria yang menggunakan suatu ragam bahasa. Orang Bantu adalah penduduk pedesaan, yang menggembala ternak dan secara berkala menanam tanaman budidaya.

Di lahan Zambia yang tertutup rumput itu orang Bantu dengan cepat menyebar ke seluruh wilayah. Beberapa kelompok bermukim di berbagai wilayah. Dengan demikian, mereka mengembangkan cara berbicara yang berbeda-beda (yakni berbagai ragam bahasa Bantu), berbagai cara beribadat, dan berbagai cara memerintah diri mereka sendiri. Dari kebhinekaan ini, berkembanglah berbagai kelompok keturunan yang berbeda-beda pula.

Beberapa kelompok, di antaranya suku Lozi, bermukim di sekitar Sungai Zambezi di sebelah utara Air Terjun Victoria kira-kira 200 tahun yang silam. Daerah ini subur dan ternaknya sehat-sehat.

Pada kenyataannya, daerah ini merupakan salah satu di antara sejumlah kecil daerah yang tidak diganggu oleh lalat tsetse yang menimbulkan penyakit pada ternak. Suku bangsa lainnya, seperti suku Bemba di sebelah utara, terdiri atas petani dan tidak memelihara ternak.

Suku ini tinggal di berbagai desa yang bertebaran di seluruh negeri yang terpisah satu sama lain sejauh antara 24 sampai 32 km. Di wilayah yang bercurah hujan tahunan lebih dari 130 cm, tanah demikian tidak suburnya sehingga suku Bemba terpaksa harus terus-menerus mencari lahan yang subur.

Mereka menerapkan sistem pertanian babat bakar atau chitemene. Semak belukar dan tumbuhan lainnya dibakar sampai tanahnya benar-benar bebas tumbuhan untuk ditanami.

Kemudian abu bekas pembakaran itu dibaurkan dengan tanah sebagai pupuk. Dengan menggunakan metode ini orang Bemba berhasil memperoleh hasil panen yang bagus selama 3 atau 4 tahun. Kemudian mereka berpindah dan mengulangi lagi proses tersebut.

Dewasa ini lebih dari 70 kelompok keturunan yang berbeda-beda tinggal di Zambia. Kelompok utamanya adalah suku Bemba, Tonga, Ngoni, dan Lozi di Barotseland. Mereka telah belajar menyesuaikan diri dengan lahannya dan cukup baik perikehidupannya.

Pada masa paceklik atau sewaktu tertimpa musibah, banyak penduduk kelaparan, tetapi umumnya mereka mampu mencari makan pada tingkat memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

Pendidikan

Lebih dari 90% anak Zambia telah mengenyam pendidikan tingkat sekolah dasar selama 4 tahun. Kira-kira 25% di antara anak tersebut melanjutkan sekolah selama 4 tahun lagi.

Pendidikan tingkat sekolah menengah masih tertinggal dibandingkan dengan tingkat sekolah dasar, namun terdapat kemajuan meskipun lamban. Pemerintah yang mengambil alih seluruh kegiatan pendidikan pada tahun 1964 tengah berupaya sekuat tenaga agar lebih banyak siswa yang mampu melanjutkan pelajaran mereka ke sekolah menengah ke atas.

Pada tahun 1966 Universitas Zambia didirikan di Lusaka. Ini adalah universitas pertama yang pernah didirikan di negeri ini. Universitas ini mempunyai jurusan ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, dan pendidikan.

Pada gelombang pertama penerimaan mahasiswa baru 300 mahasiswa diterima, tetapi dalam waktu beberapa tahun saja jumlahnya telah meningkat menjadi lebih dari 1.000.

Ekonomi

Meskipun dari sudut pandangan pertanian negeri ini tidak kaya, di bidang mineral negeri ini amat kaya. Zambia merupakan salah satu produsen tembaga terbesar di dunia. Sektor pertambangan mencakup 90% nilai ekspor negeri ini dan, di antara semua mineral yang ada, sejauh ini tembaga merupakan mineral yang terpenting.

Sabuk tembaga yang ada di bagian utara tengah negeri merupakan salah satu daerah penghasil mineral terkaya di Afrika. Tambang tersebut merupakan gugusan industri raksasa yang telah menyerap modal Inggris dan Amerika sebesar US$ 1.000.000.000. Tambang tersebut menghasilkan 500.000 ton tembaga setahun.

Instalasi peleburan dan pemurniannya terletak di Mufulira, Nkana, Ndola, dan Roan Antelope. Ndola adalah pusat pemanufakturan yang menghasilkan peralatan tambang dan barang konsumen tertentu. Kabwe adalah pusat produksi timbel dan seng. Pusat ini juga memproses vanadium dan mangan.

Sabuk tembaga merupakan tulang punggung ekonomi negara karena lebih dari 300.000 orang Afrika dan 45.000 orang Eropa memperoleh pekerjaan dalam sektor pertambangan ini.

Kebanyakan orang Eropa yang dipekerjakan pada industri tembaga ini berasal dari Inggris dan Republik Afrika Selatan. Sebagian besar di antara mereka tinggal di lima kota terbesar di lingkungan sabuk tembaga ini atau di ibu kota Lusaka, ibu kota lama Livingstone, atau di Kabwe.

Bendungan Kariba

Sumber utama tenaga listrik untuk tambang tersebut berasal dari Bendungan Kariba, yang merupakan salah satu bendungan raksasa di dunia. Bendungan yang melintasi Sungai Zambezi yang megah ini menjulang setinggi 128 m.

Danau yang terbentuk oleh bendungan ini merupakan danau buatan terbesar dan mencakup wilayah seluas 5.180 km2. Biaya pembangunan Bendungan Kariba ini luar biasa besarnya untuk merampungkan pembangunannya, diperlukan biaya lebih dari US$ 250.000.000.

Sejarah dan Pemerintahan Zambia

Dari benda-benda yang telah berhasil digali dan diteliti, para ahli antropologi memperkirakan bahwa negeri yang sekarang dikenal sebagai Zambia ini telah dihuni sejak kira-kira 500.000 tahun yang silam.

Akan tetapi, hanya sedikit yang diketahui tentang jenis manusia yang tinggal dan berburu di daerah tersebut. Sejarah kuno Zambia sebelum kedatangan orang Eropa pertama pada abad ke-15 juga tidak banyak diketahui.

Dua orang penjelajah Portugis, yang melintasi daerah di antara Angola dan Mozambik, mungkin merupakan orang Eropa pertama yang menjelajahi negeri ini. Akan tetapi, penjelajah misi David Livingstonelah yang merupakan orang Eropa pertama yang banyak menimbulkan dampak ter hadap daerah tersebut.

Dalam penjelajahannya antara tahun 1851 sampai 1873 dia menemukan Air Terjun Victoria. Pada tahun 1871 David Livingstone dikhawatirkan hilang dan tewas tetapi setelah lama dicari-cari, dia ditemukan di Ujiji, Tanzania oleh Hendry Morton Stanley. Begitu bertemu, Stanley mengucapkan kata-kata yang selanjutnya terkenal di seluruh dunia, ”Saya pikir Anda adalah dokter Livingstone”.

Orang Eropa lain dalam sejarah Zambia adalah Cecil John Rhodes yang mengeruk harta karun di ladang intan Afrika Selatan, tetapi belum sempat mengeruk emas di Transvaal. Perhatiannya terpusat ke utara, mencari sumber mineral baru untuk memperkokoh keuangannya. Dia juga memimpikan kekuasaan Inggris yang membentang dari Tanjung Harapan sampai ke Kairo.

Pada tahun 1888 dia menandatangani berbagai persetujuan dengan para kepala suku setempat untuk memperoleh hak atas mineral di daerah yang sekarang bernama Zambia.

Untuk menjelajah dan mengembangkan daerah tersebut dia menciptakan British South Africa Company yang dicarter oleh Pemerintah Inggris dan memberinya kekuasaan ekonomi dan politik penuh atas negeri itu.

Pada kenyataannya, perusahaan tersebut mengelola wilayah tersebut atas nama Pemerintah Inggris sampai tahun 1924. Pada tahun itu pemerintah memperoleh kekuasaan atas wilayah tersebut dan menamakannya Protektorat Rhodesia Utara, menurut nama Cecil John Rhodes.

Pada tahun 1953 Rhodesia Utara (sekarang Zambia), Rhodesia Selatan (sekarang Zimbabwe) dan Nyasaland (sekarang Malawi) membentuk Federasi Rhodesia dan Nyasaland.

Golongan mayoritas Afrika menentang federasi tersebut karena federasi itu didominasi oleh orang kulit putih. Pada tahun 1962 Nyasaland melepaskan diri, dan federasi itu sendiri dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1963.

Pada bulan Januari 1964 diadakan pemilihan umum di Rhodesia Utara di bawah undang-undang dasar baru yang memberi hak pemerintahan sendiri atas urusan dalam negeri. Pada tanggal 24 Oktober 1964 negeri ini menjadi sebuah negara merdeka dengan nama Zambia.

Zambia adalah sebuah negara republik yang merdeka di lingkungan Persemakmuran. Presiden dan para anggota Majelis Nasional satu kamar dipilih untuk masa jabatan selama 5 tahun. Satu-satunya partai politik yang sah dari 1972-1990 adalah Partai Persatuan Kemerdekaan Nasional pimpinan Kenneth Kaunda yang menjadi presiden sejak Zambia merdeka.

Ketidakpuasan yang disulut oleh merosotnya taraf hidup telah menyebabkan dikembalikannya sistem multipartai. Pada 1991 pemilihan presiden dan anggota majelis diadakan. Kaunda dan partainya kalah.

Frederick Chiluba menggantikannya setelah memenangkan 75% suara, namun masalah ekonomi dan tuduhan korupsi terhadap para pejabat pemerintah mengancam reformasi politik.

Obyek Wisata

Air Terjun Victoria yang ditemukan pada tahun 1855 itu merupakan salah satu objek wisata yang besar di Zambia. Setiap tahunnya ribuan pengunjung datang ke air terjun tersebut untuk menikmati keindahannya yang menakjubkan itu, yang dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan Air Terjun Niagara di Amerika Serikat yang termasyhur itu.

Objek wisata lainnya yang menarik adalah Taman Nasional Kafue, yang merupakan salah satu suaka margasatwa terbesar di Afrika. Bendungan Kariba dan danaunya yang besar itu merupakan objek wisata lainnya yang sangat menarik bagi para pelancong dari berbagai bagian dunia.

Demikian Zambia negara kaya di Afrika Selatan Tengah yang dibahas secara gamblang, semoga menjadi informasi bermanfaat.

Diulas oleh:
HUCH C. BROOKS, Direktur Pusat Pengkajian Afrika, Universitas St. John Diulas oleh KEDUTAAN BESAR ZAMBIA di Washington, D.C. Editor: Sejarah Negara Com

Pos terkait